NUSA DUA, FAJAR BADUNG – Sejumlah pengurus dan anggota Kelompok Basis Gerejani (KBG) Maria Goreti (Margot), Lingkungan Sta Maria Immaculata, Paroki Maria Bunda Segala Bangsa (MBSB), Nusa Dua berkunjung ke Kelompok Tani Ternak Panca Sejati, Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Tabanan untuk belajar bagaimana membuat pakan ternak babi dengan menggunakan formula fermentasi pada Sabtu, (13/5/23).
Pola pakan fermentasi ini disinyalir menekan angka pemborosan pada proses penyiapan bahan makanan buat babi dan memberikan keuntungan berlipat pada peternak babi.
Berangkat dari Nusa Dua adalah Ketua KBG Margot, Marsel Mare, mantan Ketua KBG Margot periode sebelumnya, Tobias Bili, Donatus Hale, Kandidus Mili dan sesepuh KBG Margot, Darso. Perjalanan dari Nusa Dua menuju Luwus ditempuh dalam waktu 1, 5 jam dan pengurus KBG Margot tiba di Panca sejati pukul 12.00 wita
Para Pengurus dan anggota KBG Margot diterima dengan ramah dan penuh kehangatan oleh para pengurus Kelompok Tani Ternak Panca Sejati.
Dalam bincang – bincang santai saat bertemu, Ketua kelompok Tani Ternak Panca Sejati I Wayan Artana mengatakan rasa terimakasih dan syukurnya atas kunjungan teman teman dari KBG Margot Nusa Dua.
“Kami berterimakasih karena Kelompok Tani Ternak Panca Sejati menjadi rujukan atau referensi bagi teman teman dari Gereka Nusa Dua untuk belajar bagaimana beternak babi dengan menggunakan pakan fermentasi. Kita sangat terbuka dan membuka diri bagi rekan – rekan yang mau belajar dan ingin maju,” ujar Wayan Artana.
Bahkan kalau rekan – rekan dari Nusa Dua sudah bisa menjalankan ini, kami dengan senang hati akan mendampingi agar keberhasilan yang kami peroleh disini dapat disalurkan juga buat rekan – rekan atau masyarakat yang lainnya.
Sementara Ketua KBG Margot, Marsel Mare mengaku senang dan gembira bisa mengajak para pengurus dan sejumlah anggota KBG Margot untuk berkunjung ke Luwus dan belajar tentang pakan fermentasi buat babi.
“Kita apresiasi karena pakan fermentasi ini mudah dikerjakan, terukur dan babi sudah bisa dipanen dengan berat 150 – 170 kg pada usia 5 bulan. Ini luar biasa. Bahkan yang lebih luar biasa lagi adalah adalah pakan fermentasi yang diasup dan dicerna oleh babi dan menghasilkan kotoran sama sekali tidak menimbulkan bau tak sedap. Hasil kotoran babi ini ternyata sangat baik untuk dijadikan sebagai pupuk organik. Kalau begini hasilnya, maka saya bilang saat ini kita sudah bisa hidup berdampingan dengan babi, karena kotoran babi tidak memberikan efek bau apa – apa lagi,” ungkap Marsel yang juga salah satu karyawan di hotel bintang 5 di kawasan The Nusa Dua, Bali.
Sementara Kandidus Mili, pegiat di gereja MBSB dan juga salah seorang katekis yang berpengaruh di gereja mengungkapkan bahwa gereja perlu menfasilitasi ide, gagasan, terobosan – terobosan yang coba dibangun oleh umat. Babi atau kelompok peternak babi atau apapun yang dilakukan di KBG atau lingkungan untuk mengembangkan ekonomi umat sudah sepantasnya didukung oleh gereja. Kelompok – kelompok penghobi atau usaha seperti ini bisa menjadi ajang pastoral yang sangat efektif karena disana atau dari kandang babi akan tumbuh rasa kebersamaan, persaudaraan, keakraban, saling membantu dan solidaritas antara satu dengan yang lainnya.
Usai bertemu dengan para pengurus Kelompok Tani Ternak Panca Sejati, kepada Ketua kelompok Tani Ternak Panca Sejati I Wayan Artana, Marsel Mare berharap kerjasama ini terus terbangun ke depannya. Marsel Mare juga menegaskan bahwa KBG Margot adalah kelompok pertama yang mengunjungi Panca Sejati, dia yakin akan ada lagi kelompok – kelompok gerejani lain yang akan berkunjung ke Panca Sejati untuk belajar pakan fermentasi untuk babi. ***