SINGARAJA, Fajarbadung.com – Masuknya Bandara Bali Utara dalam RPJMN 2025-2029 menjadi sebuah kegembiraan bagi Buleleng. Ketua DPRD Buleleng, Ketut Ngurah Arya mengaku masuknya Bandara Bali Utara di RPJMN merupakan durian runtuh bagi masyarakat Buleleng.
Saat dikonfirmasi, Selasa (29/4) Ngurah Arya mengatakan jika pembangunan Bandara Bali Utara ini merupakan janji politik dari Presiden RI Prabowo Subianto kepada masyarakat Bali dan ini patut diapresiasi. Masuknya Proyek Bandara ini merupakan lampu hijau meskipun masih dalam tahap rancangan.
“Semoga bandara bisa terwujud dan ini merupakan durian runtuh bagi Buleleng. Ini juga sekaligus untuk mempercepat pertumbuhan pariwisata di Buleleng yang selama ini masih tertinggal jauh dari Bali Selatan,” ucapnya.
Politisi asal Kecamatan Gerokgak ini menegaskan untuk penetapan lokasi bandara nantinya perlunya semua pihak di Buleleng agar dilibatkan agar penempatan bandara bisa strategis dan mencakup semua kepentingan. Untuk saat ini tata ruang yang ada di Buleleng semua kecamatan memungkinkan untuk di bangun bandara. Hanya saja perlu dipertimbangkan dengan matang titik lokasi dibangun bandara agar tidak terjadi kekroditan maupun dampak lainnya terjadi setelah bandara sudah dibangun.
“Jangan sampai seperti Bandara Ngurah Rai yang begitu krodit ataupun seperti Bandara di Banyuwangi yang sepi dari penumpang. Semua harus dipertimbangkan dengan matang pembangunan bandara ini,” ungkap Ngurah Arya.
Saat ini ada dua lokasi yang menjadi pertimbangan pembangunan bandara di Buleleng yakni di timur dan juga di barat. Menurut Ngurah Arya, Ia lebih condong bandara dibangun di wilayah barat. Beberapa alasannya yakni karena lahan yang tersedia cukup luas dan masih bisa dibangun beberapa infrastruktur penunjang lainnya agar bisa mengurai kemacetan. Adanya dukungan dari dibangunnya tol Mengwi-Gilimanuk juga akan memudahkan akses menuju bandara. Termasuk juga wilayah Negara dan Karangasem bisa dengan mudah mengakses bandara.
“Saya sih lebih condong ke wilayah barat karena pertimbangan akses dan juga wilayah barat banyak tempat wisata yang bisa dicapai dengan cepat. Kalau ditimur saat ini sudah krodit dan membuat infrastruktur penunjang untuk mengurai kemacetan akan menyebabkan anggaran membengkak dalam pembangunan bandara itu. Tapi semuanya nantinya keputusan ada di pemerintah pusat sesuai dengan pertimbangan penerbangan,” imbuhnya.
Ngurah Arya juga meminta agar Pemkab Buleleng segera menyiapkan SDM sesegera mungkin dengan dibangunnya bandara. Jangan sampai Buleleng sebagai tuan rumah hanya gigit jari tidak bisa bersaing untuk menjadi bagian dari adanya bandara tersebut. Kita memiliki SMK yang cukup banyak, untuk itu perlunya disiapkan tenaga yang sesuai dengan peruntukannya di bandara tersebut.
“Kita harus segera menyiapkan SDM di Buleleng. Semua ruang harus disiapkan baik itu CS, Porter, tenaga admin, maupun sebagainya. Sehingga nantinya bandara tinggal merekrut SDM dari Buleleng dan hanya mengasah saja ketika sudah diterima menjadi bagian dari bandara tersebut. Jika perlu sebagian besar masyarakat Buleleng dilibatkan menjadi tenaga kerja di bandara tersebut,” pungkas Ngurah Arya.(Wis)