SEMARANG,, Fajarbadung.com – Program Kartu Prakerja yang diluncurkan Pemerintah di tahun 2020, telah menjadi ikon program pemerintah pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin yang mendorong kemandirian serta meningkatkan keterampilan masyarakat di tengah persaingan pasar kerja.
Lukman, salah satu alumni Program Kartu Prakerja gelombang pertama asal Semarang menyebutkan dapat secara mandiri bekerja di bidang konsultan keuangan hingga mendirikan CV setelah mengikuti pelatihan Prakerja. Ia mengikuti pelatihan pemasaran dan pengelolaan organisasi, sehingga dapat merasakan langsung dampak positif dari pelatihan tersebut.
“Dengan adanya uang subsidi dari Prakerja, saya belanjakan untuk membeli pelatihan lain diluar Prakerja yang bisa membantu saya untuk meningkatkan kemampuan (upskilling) di bidang yang saya geluti. Harapannya Program Kartu Prakerja bisa terus berlanjut agar semakin banyak masyarakat yang bisa merasakan manfaatnya,” ujar Lukman dalam acara KSP Mendengar yang dilaksanakan di Semarang, Kamis (6/6).
Dampak pelatihan Prakerja juga dirasakan oleh Yuni, Alumni Program Kartu Prakerja gelombang 6, yang mengambil pelatihan di bidang kuliner. Tidak hanya mendapat skill memasak, Yuni mulai percaya diri untuk membuka usaha snack box dan catering makanan anak-anak. “Sudah dapat pelatihan,bisa bantu ekonomi keluarga, juga bisa berjejaring sama rekan-rekan alumni Prakerja” ucapnya.
Program Kartu Prakerja telah memberikan manfaat kepada 18,6 juta masyarakat di 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Program Kartu Prakerja telah memberikan akses pelatihan inklusif untuk masyarakat Indonesia, diantaranya 51% perempuan, 2% dari kabupaten/kota tertinggal, dan 3% dari penyandang disabilitas.
Pada kesempatan itu, Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan, Wandy N. Tuturoong mengatakan bahwa Program Kartu Prakerja yang substansinya adalah beasiswa pelatihan vokasi atau pelatihan praktis merupakan janji kampanye Presiden Joko Widodo. Harapannya, tentu setelah periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo berakhir, program ini dapat dilanjutkan secara terus menerus sebagai “legacy” pemerintah dalam meningkatkan kompetensi sumber daya manusia.
“Untuk saya yang menarik karena ada unsur pendidikan pelatihannya. Karena dengan peningkatan skill, membuat kita terbuka dan berbeda dengan yang lain, ini adalah kunci kemajuan dari negara maju,” kata Wandy.
Wandy turut menyebutkan bahwa masih terdapat beberapa hal yang perlu dievaluasi dalam Program Kartu Prakerja. Hal ini semata-mata untuk menjaga momentum keberhasilan Program Kartu Prakerja. “Tentunya kami menghargai masukan-masukan yang berharga untuk terus meningkatkan aspek pembelajarannya agar program ini dapat berkelanjutan,” pungkasnya.**Chris