JAKARTA, Fajarbadung.com – Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko mengapresiasi penanganan stunting di Indonesia yang semakin baik dan tersistematis. Oleh karenanya, Purnawirawan Jenderal ini pun optimis target penurunan angka stunting secara optimal bisa tercapai.
“Saat ini ada 600.000 personil Pendamping Keluarga Nusantara yang siap menjalankan strategi penurunan stunting, sehingga saya yakin target Presiden Jokowi terkait penurunan stunting hingga angka di bawah 14 persen di tahun 2024 bisa tercapai,” kata Moeldoko.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Staf Kepresidenan saat menghadiri Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga Nusantara Bergerak di Alun-Alun Kabupaten Subang, Kamis (12/5).
Menurut pendataan keluarga 2021 (PK 21), jumlah keluarga berisiko stunting di Indonesia mencapai 21,9 juta keluarga. Untuk menangani permasalahan tersebut, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengerahkan 600 ribu personel yang tergabung dalam 200 ribu Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang siap memberikan informasi dan pelayanan kepada keluarga untuk mencegah stunting.
“Terdapat tiga aktor utama yang berperan penting menyelesaikan permasalahan stunting, yakni Bidan, Penggerak PKK dan Kader Keluarga Berencana (KB). Dengan tiga aktor utama ini, tidak ada permasalahan yang tidak bisa diselesaikan, bahkan permasalahan stunting pun bisa mereka selesaikan,” puji Moeldoko.
Sementara itu, salah satu tugas Kantor Staf Presiden (KSP) adalah mengawal dan memastikan program strategis nasional bisa berjalan dengan baik. Stunting adalah salah satu isu yang mendapat perhatian utama pemerintahan Jokowi – Ma’aruf Amin.
Bahkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin menargetkan angka prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2022 dapat turun minimal 3 persen dibandingkan tahun 2021 yang berada di angka 24,4 persen. Namun angka di tahun 2021 sudah jauh menurun dibanding angka prevalensi stunting 30,8 persen di tahun 2018.
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang kini tengah berupaya keras mencapai target zero stunting di tahun 2023. Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, angka stunting di Jawa Barat sendiri sudah dibawah angka 13 persen.
“Di Jawa Barat sudah ada inovasi untuk penanganan stunting seperti program Ojek Makanan Balita (OMABA). Sayangnya, infrastruktur kesehatan kita kurang cukup, misalnya Puskesmas masih sangat terbatas jumlahnya. Kedepannya, Puskesmas harus naik jumlahnya. Sehingga bisa melakukan pertahanan kesehatan dengan baik dan mencegah terjadinya stunting,” kata Ridwan Kamil yang turut hadir dalam acara.**
Editor|Chris