JAKARTA, Fajarbadung.com – Ketegangan antar negara tetangga jamak terjadi. Tetapi beda pimpinan, berbeda pula cara penyelesaiannya. Sebuah petikan cerita ketegangan antara Indonesia dengan negara tetangga, sempat dibocorkan Menteri Pertahanan RI (2009-2014) Poernomo Yusgiantoro.
Poernomo menyampaikan, pada pertengahan tahun 2014 mendapat informasi tentang aksi negara tetangga yang mendirikan mercusuar di salah satu pulau terluar Indonesia yang masih dalam status sengketa. Saat itu dia menerima telepon dari Panglima TNI (2013-2015) Jenderal Moeldoko yang isinya,”Kita akan robohkan mercusuarnya, kalau sampai dua bulan masih disana.”
Poernomo menyampaikan kisah itu dalam acara peluncuran buku “M-Leadership, Berani Memimpin”, Kamis (10/11). Peluncuran buku ini merupakan bagian dari rangkaian Indonesia International Book Fair 2022 yang berlangsung di Jakarta Convention Center dari tanggal 9 hingga 13 November 2022.
Prita Laura yang menjadi moderator dalam acara tersebut langsung melakukan konfirmasi kepada Moeldoko yang juga hadir di acara peluncuran buku. “Iya betul!” jawab Moeldoko. Dan benar saja negara tetangga akhirnya membongkar mercusuar. “Tetapi setelah saya pensiun, saya malah mendapat gelar kehormatan dari negara tersebut”.
Prita Laura lanjut bertanya. Apakah itu juga menunjukkan gaya kepemimpinan Moeldoko seperti yang tertulis di atas cover buku? Pada cover tertulis “Move, Motivate, Make a Difference”. Kata Move disebut terlebih dulu daripada Motivate. Jamaknya pemimpin terlebih dahulu memberi motivasi sebelum bergerak.
Moeldoko menjelaskan, dia lebih suka jika tim yang dipimpin berani mengambil keputusan untuk langsung bekerja. Perintah itu biasa dia lakukan karena bagi Moeldoko, keputusan seorang Panglima sudah berbekal puluhan tahun pengalaman. “Biarkan anak buah menjalankan tugas sambil berpikir,” ujarnya. Jawaban Moeldoko ini langsung mendapat sambutan tepuk tangan dari para pengunjung.
Pada acara tersebut hadir pula Direktur Teknik Mobil Anak Bambang (MAB) Bambang Tri Soepandji sebagai salah satu penanggap. Prita Laura mengkonfirmasi gaya kepemimpinan itu kepada Bambang. “Saat memimpin MAB, apakah pak Moeldoko juga masih seperti itu?” Bambang menjawab, “Masih mbak. Bos saya ini edan kok”. Menurut Bambang, jika MAB tidak dipimpin seorang Moeldoko, tidak mungkin perusahaan ini bisa tumbuh secepat sekarang.
Acara peluncuran buku ini ditutup dengan book signing oleh Moeldoko kepada pembeli perdana. Puluhan orang antre untuk mendapat tanda tangan langsung dari Moeldoko. Acara jadi molor karena setelah mendapat tanda tangan mereka minta swafoto bersama Moeldoko.**Chris