DENPASAR, Fajarbadung.com – Bali kembali dijual murah di Cina. Praktek ini sesungguhnya sudah terjadi sejak tahun 2008. Praktisi pariwisata Bali juga mantan guide, Claudius Daniel akhirnya buka bukaan soal kasus ini. Ia mengaku belasan tahun terjun langsung dalam dunia guide. Saat ditemui di Denpasar, Selasa (14/11/2023), Danil mengatakan, praktek tersebut sudah terjadi sejak tahun 2008. Saat itu, biro perjalanan wisata menerima tamu dari Tiongkok. Transaksi dilakukan langsung dari Tiongkok ke biro perjalanan wisata yang di Bali.
“Setelah menerima tamu maka biro perjalanan wisata jual lagi kepada tour guide lokal. Itu jual perkenalan. Harganya bervariasi. Perkenalan antara 30 dolar sampai 60 dolar perhari. Lalu tour guide akhirnya membuat jadwal sendiri, merancang paket pariwisata sendiri. Intinya tour guide benar-benar judi, gamling. Tamu di antar ke art shop, ke toko suvenir, ke spa, restoran dan sebagainya. Dari mana mereka dapat untung? Untungnya dari komisi tersebut. Tapi ada kalanya untung, ada kalanya rugi. Banyak tamu ditinggal di tengah jalan, dimarahin karena tidak belanja,” ujarnya.
Daniel menjelaskan, dari praktek jual beli kepala akhirnya bertransformasi menjadi “Bali dijual murah”. Saat ini banyak iklan, melalui aplikasi media sosial di Cina, dengan bahasa Mandarin yang mempromosikan Bali dengan sangat murah. Salah satunya adalah iklan melalui WeChat yang disebar di Cina. Dalam iklan tersebut, Bali hanya dijual dengan harga RMB 999. Jumlah ini kalau dibawah ke rupiah hanya sebanyak Rp. 2.137.860 (dua juta seratus tigapuluh tuju ribu delapan ratus enam puluh rupiah).
“Ini paket untuk 5 hari 4 malam di Bali. Ini sangat murah. Dan ini Bali dijual sangat murah. Dampaknya adalah citra pariwisata Bali sendiri. Para guide tidak peduli dengan Bali. Mereka hanya menjual Bali, dengan harga murah dan syukur kalau mereka untung. Sebab banyak guide yang akhirnya mengalami kerugian besar,” ujarnya. Iklan tersebut marak saat ini dan beredar luas di Cina melalui aplikasi WeChat. Dan hal ini tidak bisa dibendung lagi. Ini sangat mengkuatirkan Bali, sebab sampai akhir November ini diketahu Bali akan dikunjungi oleh 2 ribuan orang asal Cina.
Ia meminta agar pemerintah dan Divisi Mandarin Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali dan stakeholder pariwisata Bali segera bertindak. Sebab Bali sudah memiliki Pergub Bali Nomor 28 Tahun 2020 Tentang Tata Kelola Pariwisata Bali. Selain itu ada juga MoU antara ASITA Bali, Dinas Pariwisata Bali, SatPol PP Bali, HPI Bali Divisi Mandarin tertanggal 25 Agustus 20223. “Bali dijual murah inilah menjadi tanggung jawab semua pihak, pemerintah, dinas pariwisata, SatPol PP, HPI Divisi Mandarin. Mereka yang punya kewenangan menertibkan hal tersebut,” ujarnya.
Pengamat pariwisata Hasan Basri menegaskan, sejak dulu, praktek jual beli kepala, Bali jual murah, hanya terjadi di market Tiongkok. “Semua orang juga bertanya hal yang sama. Praktek curang seperti kenapa hanya terjadi untuk market Cina. Kenapa pasar negara lainnya tidak terjadi. Kenapa seperti ini. Semua juga bertanya seperti itu,” ujarnya.
Ia menduga ada proses pembiaran dan kerjasama simbiosis mutualisme antara pengusaha di Cina dengan yang ada di Indonesia. Ini sudah kerja sama yang sangat rapih. Mereka tidak memperhitungkan soal untung dan rugi. “Asal ada uang masuk mereka akan tetap dengan formula yang sama, uang masuk dan sebagainya. Jadi Cina memang jual murah,” ujarnya.Arnold