Putu Parwata, Reformator Pertanian Padi, Muliakan Petani

0
320
Ketua DPRD Badung, Putu Parwata. Foto : Ist

MANGUPURA, Fajarbadung.com – Sebulan terakhir publik Kabupaten Badung dan Bali umumnya dikejutkan dengan ulah seorang kader senior PDIP asal Kabupaten Badung, Bali bernama Putu Parwata. Ada dua hal yang mengejutkan. Pertama, Parwata akan menjual harga beras di Kabupaten Badung dengan harga dibawah Bulog yakni Rp 7.000 perkilo. Kedua, Ketua DPRD Badung ini akan menjadikan para petani padi sebagai share order atau rekanan perusahaan yang akan menampung seluruh hasil produksi padi mereka. Ini adalah ide gila dari seorang pria bernama Putu parwata dari Kabupaten Badung. Setelah mendapatkan informasi yang cukup nyeleneh ini maka tim DICTUM berhasil mewawancarainya di ruang kerja kantor DPRD Badung beberapa hari lalu.

Menurut Parwata, kesalahan terbesar konsep pembangunan selama ini adalah tidak menjadikan petani sebagai subyek, sebagai rekan kerja, sebagai mitra kerja dari pemerintah ataupun perusahaan-perusahaan swasta lainnya. Petani hanya dijadikan sebagai obyek yang menghasilkan pangan untuk kebutuhan manusia. Padahal petani itu menduduki peran yang sangat penting dalam keberlangsungan hidup manusia. Tanpa petani maka manusia di muka bumi ini tidak akan bisa hidup karena mereka tidak akan makan makanan yang dihasilkan oleh petani. Parwata meyakini bahwa sudah saatnya konsep pembangunan yang ada harus menjadikan petani sebagai subyek, sebagai mitra kerja. Ini adalah implementasi dari teori ekonomi pembangunan yang berbasiskan kerakyatan.

Melalui PT PAS (padi alam semesta), Parwata ingin menjadikan petani sebagai share order. Petani adalah rekan kerja dari PT PAS. Ini bukan lagi teori semata. PT PAS sudah memproduksi pupuk yang namanya Pupuk Parwata. Hasil uji coba menunjukkan bahwa, produksi padi naik 100%. Jika sebelumnya dalam satu hektar hanya menghasilkan 6 ton maka kini setelah menggunakan Pupuk Parwata, hasilnya naik 100%. “Dalam satu hektar, yang sebelumnya hanya 6 ton, sekarang naik, yang terbaik sampai 13 ton, yang terjelek 11 ton. Saya rata-ratakan naik 100% yakni 12 ton per hektar. Jadi produksinya naik 100%. Saya sudah membuktikan, saya sudah demplot. Hasilnya naik 100%,” ujarnya.

See also  Dewan Badung Siap Fasilitasi Kegiatan Pray for Bali Gelar Doa Bersama Lintas Agama

Parwata juga menjawab pertanyaan banyak orang soal teori yang akan menjual padi dengan harga murah. Bila produksi naik 100% maka biaya produksi juga pasti naik. “Betul, biaya produksi memang naik, tetapi hanya mencapai sekitar 15 sampai 20%,” ujarnya. Ia mengatakan, anggap saja biaya produksi naik sampai 20% maka petani tetap Untung sebab hasil produksi petani naik 100%. Artinya, masih ada 80% persen keuntungan petani yang harus dinikmati. Itulah sebabnya, petani bisa jual gabah dengan harga Rp 3 ribu perkilo tetap Untung banyak. Sebab PT PAS siap menampung seluruh gabah petani padi di Badung. Beras dari PT PAS akan dijual murah ke masyarakat dengan harga Rp 7500 perkilogram. “Ini adalah beras dengan merk dagang C-Par. Sebab beras ini khusus dibeli oleh PT PAS, dari petani yang sudah menjadi anggota atau rekan PT PAS, petani yang dibina oleh PT PAS mulai dari bibit, pupuk hingga panen dan dijual. Intinya petani itu share order. Mereka juga pegawai resmi PT PAS. Jadi ini bukan petani biasa, petani yang sudah menjadi pegawai resmi PT PAS. Makanya berasnya dinamakan C-Par,” ujarnya.

See also  Koster Akan Canangkan Vaksinasi Untuk Anak Usia 12-17 Tahun

Petani yang sudah menjadi mitra PT PAS bukan lagi menjadi petani biasa. Mereka juga memiliki jaminan sosial layaknya pegawai pemerintah atau karyawan BUMN. Petani yang sudah menjadi mitra PT PAS akan memiliki jaminan hari tua, jaminan kecelakaan, kematian, kesehatan dan pendidikan atau beasiswa. “Pasti orang berpikir bahwa ini gila. Dari mana dapat uang,” ujarnya. Parwata menjelaskan, jika jaminan itu diperoleh dari hasil keuntungan perusahaan PT PAS. Sebagian keuntungan akan di-save untuk berbagai jaminan sosial. Jika produksi atau hasilnya naik 100% maka sudah jelas banyak untungnya. Keuntungan ini akan dinikmati bersama-sama secara merata baik oleh para petani maupun PT PAS. Dengan pola kerja dan mekanisme yang diterapkan maka hasilnya pasti menguntungkan. Pupuk yang berkualitas. Bibit yang unggul. Semuanya dibina oleh PT PAS.

Parwata sudah siap lahir batin untuk mengolah dan merawat petani padi di seluruh Badung agar menjadi mitra PT PAS. “Saya menggunakan Teori Ekonomi Pembangunan Berbasis Kerakyatan. Resepnya adalah Ekonomi Kerakyatan yang Berkelanjutan. Saya siap presentasi teori ini di hadapan Bapa Presiden Jokowi dan Ibu Megawati Soekarnoputri. Petani harus sejahtera. Program pemerintah selama ini tidak memiliki konsep pembangunan kerakyatan yang berkelanjutan. Petani tetap menjadi obyek. Mereka tidak sejahtera. Mereka tidak ada jaminan hari tua dan sebagainya. Saya siap lahir batin. Silahkan dipakai teori ini di pemerintahan tetapi saya juga ingin dihargai sebagai seorang ilmuwan, karya ilmiah kita harus dihargai,” ujarnya.

See also  Pansus Dewan Badung Bahas Tata Cara Penyelenggaraan Cadangan Pangan

Baru diluncurkan tiga bulan lalu, sudah ada 100 petani sawah yang bergabung. Pendaftaran dilakukan secara resmi, berbasis KTP agar proses BPJS tidak sulit. Saat ini warga di 62 desa di Badung yang memiliki lahan sawah siap bergabung. Semuanya akan diproses yang tentunya dengan tahapan, syarat dan ketentuan berlaku. Petani harus dimuliakan, petani harus sejahtera.(tim)

(Visited 22 times, 1 visits today)