Terima Kunjungan UNFPA, Moeldoko : Penurunan Angka Kematian Ibu Indonesia Masih Butuh Kerja Keras

0
307
Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko, menerima kedatangan Country Representative UNFPA untuk Indonesia, Hassan Mohtashami, di gedung Bina Graha Jakarta, Jum'at  (15/12). Foto : Dok - Humas

JAKARTA, Fajarbadung.com – Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi pencapaian penting bagi Indonesia. Meski berhasil menurunkan AKI dari 205 per 100.000 kelahiran pada 2015 menjadi 189 per 100.000 kelahiran hidup pada 2022, namun pemerintah masih harus bekerja keras untuk mencapai target RPJMN 2020-2024, yakni 183 per 100.000 kelahiran hidup.

Untuk mencapai target tersebut, Kantor Staf Presiden telah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Badan Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations Population Fund (UNFPA).

“Masalah kematian Ibu menjadi salah satu priorirtas yang dikawal oleh KSP. Kami mengapresiasi komitmen UNFPA untuk membantu Pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan masalah ini,” kata Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko saat menerima kedatangan Country Representative UNFPA untuk Indonesia, Hassan Mohtashami, di gedung Bina Graha Jakarta, Jum’at (15/12).

See also  Data Partisipasi Pemilih Di Bali Berbeda Antara KPUD Bali Dan Bawaslu Bali

Moeldoko mengatakan penurunan AKI masih menghadapi beberapa tantangan. Mulai dari ketimpangan distribusi tenaga kesehatan, persoalan geografis, hingga peningkatan kualitas layanan persalinan. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya praktik pertolongan persalina di beberapa daerah yang tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan. “Ini perlu menjadi perhatian,” ujarnya.

Panglima TNI 2013-2015 ini menegaskan pemerintah Indonesia saat ini tengah berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan dan jumlah SDM kesehatan. Yakni, melalui transformasi kesehatan.
Lebih lanjut, Moeldoko menyampaikan ada enam pilar transformasi kesehatan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 17/2023 tentang Kesehatan.

Pertama, transformasi layanan primer. Kedua, transformasi layanan rujukan. Ketiga, transformasi sistem ketahanan kesehatan. Keempat, transformasi sistem pembiayaan kesehatan. Kelima, transformasi SDM Kesehatan, dan keenam, transformasi teknologi kesehatan. Beberapa langkah nyata dari enam pilar tersebut, terang Moeldoko, diantaranya dengan melakukan sertifikasi fasilitas kesehatan primer dan rujukan dalam jejaring layanan BPJS untuk JKN. “Pemerintah juga perkuat layanan kesehatan di puskesmas,” jelasnya.

See also  Pulang Kerja, Wanita di Badung, Jadi Korban Begal Payudara

Pada kesempatan itu, Country Representative UNFPA untuk Indonesia, Hassan Mohtashami, menyampaikan apresiasi atas kerja pemerintah Indonesia menurunkan angka kematian ibu. Ia memastikan UNFPA akan terus bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk memastikan semua perempuan Indonesia memiliki akses ke layanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas.

“Angka kematian ibu seharusnya tidak terjadi, karena Ibu yang hamil dan melakukan bersalin tidak dalam kondisi sakit. Kelahiran seharusnya menjadi momentum kebahagiaan yang ditunggu-tunggu, bukan menjadi tragedi yang pilu,” tutur Hassan Mohtashami.***

(Visited 3 times, 1 visits today)