KUTA, Fajarbadung.com – Dari 260 juta jumlah penduduk Indonesia baru sekitar 2 persen yang benar-benar memahami dan memenfaatkan peluang bisnis di pasar modal.Hal ini, disebabkan, pemahaman dan pengetahuan melalui dunia gadget tidak dimaksimalkan ke hal-hal positip. Selain itu, masyarakat mudah menelan isi berita-berita yang disebarkan di dunia medsos yang sejatinya belum tentu benar.
Sehingga banyak yang menjadi korban akibat intrik dan berita bohong, disekitar para pemain saham di Bursa Efek Jakarta, ataupun cabang BEJ di beberapa daerah, “ Literasi kita memang masih rendah, banyak pemain, yang pengetahuannya masih minim, bermain saham berdasarkan rumor,dan gampang sekali terserap hoax,” ungkap Ir. Hoesen, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal,Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) pusat, saat Media Gathering Pengawasan Pasar Modal ,Senin ( 28/10) Kuta.
Ia mengatakan, Sebelum Pemilu hoax , bertebaran bukan saja di bursa efek, atau pasar modal yang menyebarkan berita yang tidak benar, hingga mempengaruhi turun naiknmya harga saham. Parahnya lagi, berita terkait harga saham, diduga dibuat oleh antar perusahaan securitas,dan ini dipercaya pemegang saham ,yang terkadang menimbulkan kepanikan .
“Bagi investor asing, yang mendominasi bursa saham di Indonesia, langsung hengkang untuk untuk mengamankan keuangan mereka, dan ini terjadi bukan di Indonesia saja ,tapi hampir seluruh dunia, dan ini bagian dari rumor, yang dibuat lawan main perusahaan , “ ungkap Hoesen , seraya ingin mendididk investor atau calon investor menjadi pemegang saham yang cerdas, dengan cara mencari informasi akurat, benar dan terpercaya sebanyak banyaknya , bagaimana cara aman jika ingin saham atau beli emiten.
Jangan Takut Pegang Saham
Informasi terkait bursa saham, bisa didapat di Internet, atau website OJK dan perusahaan Securitas , “ Jadi jangan takut untuk menjadi pemegang saham, jangan percaya dengan adanya penawaran saham dengan janji keuntungan yang tinggi. Tapi harus dilihat,sejauh mana perusahaan tersebut memberikan keuntungan yang masuk akal, atau tidak, dan lihat perusahaan apa yang menjadi pesaingnya, serta sajauh mana perusahaan itu diminati investor, “papar Hoesen .
Diakui bursa saham, sangat rentan dengan isu isu politik dan gejolak social , seperti yang terjadi ditahun 1998, dimana banyak investor hengkang dari Indonesia, saham jatuh, keuangan perbankan terpengaruh dengan adanya rush, “Hal ini tidak boleh terulang lagi, makanya kami minta media berperang aktif melawan berita hoax, dan jangan buat berita setengah setengah, karena info dari masyarakat belum tentu benar, karena bursa saham rentan terhadap berita Hoax, yang bisa datang dari mana saja, “ tandas Hoesen.
Pemegang Saham Indonesia Meningkat Tajam
Pasar Modal di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan pesat dimulai 1972 hingga tahun 2019 tercatat dibulan Agustus dipasar modal Indonesia sebanyak 2.123.283 orang mereka,tergabung dari Investor Pemilik Efek,Reksa Dana dan Surat Berharga yang diterbitkan Bank Indonesia. Sedangkan Investor dalam negeri tercatat dari 34 Provinsi, sebanyak 20.430 ribu orang, 10.007 diantaranya berdomisili di Denpasar.
Data penyebutkan, dana yang dikelola Bursa Saham sebesar 7.100 Triliun,yang bermain di 29 perusahaan pasar modal dari 434 komunitas. Berdasarkan survei indeks literasi keuangan tahun 2016, indeks pasar modal nasional sebesar 4,4% meningkat dari yang sebelumnya di tahun 2013 yaitu sebesar 3,79%. Artinya, dari 2013 – 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,61%.Sedangkan untuk indeks inklusi nasional tahun 2016 juga mengalami peningkatan dari 0,11% di tahun 2013 menjadi 1,25% di tahun 2016, meningkat sebesar 1,14%. Data Pasar Modal Provinsi Bali: secara umum, jumlah investor pasar modal sektor saham di Provinsi Bali per September 2019 berjumlah 20.944 investor berdasarkan data SID.
Hal ini cukup mengembirakan meski tertatih-tatih.Tapi lebih baik dari Negara tetangga Vietnam dan Thailand , Malaysia dan Singapura mereka mengalami penurunan, disbanding decade sebelumnya . Hal ini, karena masyarakat masih terninabobo dengan menalan mentah-mentah berita-berita yang belum tentu benar atas penawaran perusahaan pasar modal dengan bunga tidak masuk akal.
Didampingi Justini Septiana ( Deputi KomisionerPengawas Pasar Modal),Inarno Djayadi ( Direktur Utama Bursa Efek Indonesia) dan Sunandra , Direktur Utama KPEI, Hoesen menjelaskan,Saat ini, kata Hoesen,tercatat 300 juta penduduk Indonesia menggunakan gadget android,seharusnya memenfaatkan hal-hal positip yakni pengetahuan tentang peluang-peluang bisnis yang bisa diperdayakan untuk kemajuan diri dan bangsa di bisnis investasi pasar modal.
OJK terus melakukan sosialisasi keberbagai pihak, dari sekolah, perguruan tinggi, hingga lembaga keuangan, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya di daerah atas informasi aktual perkembangan di pasar modal. Kedua, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam berinvestasi yang cerdas dan aman. Ketiga, sebagai bentuk ajakan persuasif kepada masyarakat untuk dapat menjadi investor di pasar modal.
Edukasi lewat media perlu terus dilakukan, serta menegakan penindakan hukum oleh Satgas Waspada Investasi ( SWI ) bersama 13 Lembaga tertkait terhadap perusahaan-perusahan illegal. Juga mendorong perusahaan-perusahan yang ingin leading di bursa saham mencari ijin –ijin pendirian perusahaan di instansi terkait dibawah pengawasan OJK.Juga memberikan informasi kepada perusahaan di daerah tentang akses pendanaan yang mudah melalui pasar modal. Dan yang terakhir adalah sebagai wujud konkret dari recycle pungutan OJK.
Hingga saat ini terdapat 5 Emiten yang berdomisili Kantor Pusat di Provinsi Bali yaitu PT Bali Towerindo Sentra Tbk, PT Bukit Uluwatu Villa Tbk, PT Island Concepts Indonesia Tbk, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk, dan PT.Nusantara Properti Internasional Tbk. Perusahaan Efek ada 14 Kantor Cabang yang tersebar di wilayah Provinsi Bali. Manajer Investasi ada 3 kantor cabang di wilayah Provinsi Bali. Galeri Investasi BEI di Provinsi Bali ada 11 GI BEI. ( Simon/fb )