DENPASAR, FAJARBADUNG – Pemerintah Provinsi Bali memiliki komitmen yang kuat untuk untuk mewujudkan Bali yang bebas penyakit TBC di tahun 2030 mendatang. Hal ini mengemuka dalam Konferensi Wilayah 9 Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Wilayah Bali dengan mengusung tema ‘’Dengan Konferensi Wilayah X PPTI Bali Kita Tingkatkan Peran PPTI Dalam Mewujudkan Eliminasi TBC Tahun 2030’’ yang digelar dua hari lalu di Puspem Kabupaten Badung, Bali.
Konferensi tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya mewakili Gubernur Bali, di Ruang Madya Gosana III Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Badung, Jumat, (3/12/2021). Hadir dalam Konferensi Wilayah X PPTI Bali yakni Bupati Badung diwakili Kadis Kesehatan Badung, Ketua DPRD Badung diwakili Sekretaris Komisi IV, Ni Luh Putu Gede Pengurus PPTI Wilayah Provinsi Bali, pengurus PPTI Cabang Kab/Kota, dan peserta konferensi.
Kadis Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya mengatakan, di masa pandemi Covid-19 banyak tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan termasuk penanggulangan TBC. “Di tengah perjuangan ini kita semua juga harus tetap memperhatikan program-program kesehatan, salah satunya yang belum tuntas yakni tuberkulosis paru atau TBC
Di Provinsi Bali tahun 2019 mencapai kiss detection rate sebesar 34 persen dari 44 persen yang ditargetkan. Sedangkan pada 2020 capaian KDR di Bali menurun menjadi hanya 23 persen. Sungguh luar bisa besar dampak pandemi Covid terhadap penemuan kasus di Bali. ‘’Namun berkat kerja keras bapak ibu tenaga medis, rekan faskes, masyarakat tetap mampu mempertahankan angka keberhasilan progam TBC sampai dengan 90 persen,’’ katanya.
Salah satu upaya penting akselerasi penemuan dan pengobatan kasus TBC di Indonesia dan Provinsi Bali adalah memperluas dan memperkuat layanan diagnostik dan pengobatan TBC. Dan upaya yang tak kalah penting adalah kegiatan mitra potensial dalam penemuan dan pengobatan kasus TBC, baik kelompok masyarakat, LSM termasuk PPTI, pihak swasta termasuk
Selama ini PPTI Wilayah Bali maupun PPTI Kab/Kota telah mengambil peran penting dalam pengendalian TBC di Provinsi Bali khsususnya penemuan dan pendampingan minum obat pasien TBC. Untuk itu besar harapan saya pengurus PPTI Bali yang terpilih nantinya juga dapat meningkatkan perannya dalam penemuan dan pengobatan pasien TBC di wilayah Bali sehingga target Indonesia termasuk Bali mencapai eleminasi TBC 2030 dapat tercapai,’’ ucapnya berharap.
Selama ini PPTI Bali sudah berperan sangat aktif dalam upaya pencegahan, sosialisasi, pengawasan minum obat dan seterusnya. Di Bali memang penemuan kasus sejak pandemi Covid19 menurun. Penemuan kasus baru hanya 34% dari target 44%. Angka kesembuhan sangat baik, yakni 90%. Masih ada 10% yang belum sembuh dan meningkat menjadi angka resistensi dan bisa berakibat kematian. Dengan pengobatan yang tepat dan waktu yang tepat maka TBC bisa dengan mudah disembuhkan. “Banyak penderita droup out minum obat, karena jangan waktu yang lama, sehingga mereka tidak disiplin dan tidak minum obat. Makanya perlu petugas pengawas minum obat agar pasien bisa disembuhkan dari TBC,” ujarnya.***
Editor – Chris