JAKARTA, Fajarbadung.com – Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko, menilai pembangunan pusat talenta digital harus lebih massif. Hal ini untuk mengurangi kesenjangan talenta digital di Indonesia.
Seperti diketahui, Indonesia butuh 9 juta talenta digital pada 2030. Jika dirata-rata, kebutuhan talenta digital ini mencapai 600.000 orang per tahun. Sayangnya, hingga saat ini ini perguruan tinggi di Indonesia hanya mampu menyuplai sekitar 100.000-200.000 talenta digital per tahun. Artinya, terdapat gap sebesar 400.000-500.000 talenta digital per tahun.
“Suplai talenta digital lokal harus terus ditambah. Untuk itu pembangunan pusat pengembangan talenta digital harus lebih massif,” tegas Moeldoko, saat menjadi pembicara pada acara Indonesia Digital Talent Day 2023, di Universitas Tarumanagara, Jakarta Barat, Rabu (20/12).
Moeldoko mengatakan pemerintah telah bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan talenta digital Indonesia. Ia mencontohkan kerjasama antara Kantor Staf Presiden dengan Huawei Indonesia, yakni melatih 100.000 talenta digital. Kerjasama yang sudah berjalan sejak 2020 tersebut telah berhasil melatih lebih dari 100.000 talenta digital. Mereka berasal dari multi stakeholder baik dari pemerintah, pendidikan tinggi, pendidikan vokasi, profesional, dan pemangku kepentingan lainnya.
“Saya mengapresiasi huawei Indonesia karena sudah bekerja keras untuk mencapai target seratus ribu talenta. Padahal target ini harusnya dicapai pada 2025. Tapi sekarang sudah lebih dari seratus ribu. Ini lebih cepat dari perkiraan,” terangnya.
“Kita harapkan kerjasama seperti ini juga bisa dilakukan oleh pihak-pihak lain, agar Indonesia bisa segera memenuhi kebutuhan talenta digital,” imbuh Moeldoko.
Lebih lanjut, Panglima TNI 2013-2015 ini menyampaikan pemenuhan talenta digital sebuah keniscayaan. Terlebih Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi digital ekonomi yang besar. Berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan tumbuh menjadi kisaran US$210 miliar Hingga US$360 miliar pada 2030 mendatang.
“Harusnya potensi pertumbuhan ekonomi digital ini dibarengi dengan meningkatnya kebutuhan talenta digital. Sayangnya, pasokan talenta digital lokal masih kurang mencukupi. Tantangan ini harus kita jawab,” ucapnya.**