MANGUPURA, Fajarbadung.com – Perayaan Natal Bersama se-Bali tahun 2021 dipusatkan di Kabupaten Badung bertempat di Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung, Jumat (10/12) malam. Perayaan Natal Bersama tahun ini mengangkat tema “Menjadi Gereja yang menghargai adat, agama dan budaya dalam kasih persaudaraan”. Mengandung makna rasa saling menghargai antar sesama perlu terus dipupuk sehingga tercipta kerukunan dan persatuan, terlebih menghadapi tantangan global.
Selaku tuan rumah, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta sungguh merasa terhormat dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kabupaten Badung dipercaya sebagai tempat penyelenggaraan Perayaan Natal Bersama se-Bali. Perayaan Natal ini merupakan momen yang sangat berharga bagi Umat Kristiani dalam mengungkapkan sukacita kelahiran Yesus Kristus yang membawa kesejukan dan kedamaian.
“Saya secara pribadi dan atas nama masyarakat Badung mengucapkan selamat Hari Natal tahun 2021 sekaligus selamat Tahun Baru 2022, semoga damai Natal meresapi seluruh hidup dan karya kita,” kata Bupati. Perayaan Natal dihadiri, Gubernur Bali I Wayan Koster, Staf Khusus Hukum dan Keamanan, Kemendagri Irjen. Pol. Sang Made Mahendra, Kapolda Bali Irjen Pol. Putu Jayan Danu Putra, Ketua DPRD Badung Putu Parwata, Forkopimda Provinsi Bali dan Badung.
Bupati Giri Prasta mengatakan, kerukunan antar umat beragama merupakan sebuah pilar untuk menjadikan Indonesia yang sejati-jatinya Indonesia Raya. Maka kita harus sepakati 4 pilar kebangsaan yaitu UUD 1945, NKRI, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. “Sebagai contoh Pancasila sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Semua insan sama dapat dan sama rasa. Jadi yang beda jangan sekali-kali kita paksakan untuk menjadi sama. Tetapi yang sudah sama jangan kita bedakan,” jelasnya.
Hal ini telah diimplementasikan oleh Pemerintah Kabupaten Badung dengan membantu pembangunan Gereja, termasuk Masjid, apalagi Pura. “Kami selalu mendukung dan memfasilitasi kegiatan keagamaan di Badung. Untuk itu kami minta mari kita bersatu, terutamanya bagi Jemaat khususnya generasi muda harus ingat tiga fungsi Gereja yaitu Persekutuan, Kesaksian dan Pelayanan,” tegasnya.
Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan, berbeda agama bukanlah sesuatu yang harus diperdebatkan, namun jadikan makna perbedaan itu sebagai suatu anugerah agar dalam menjalankan kehidupan ini kita saling menolong, bertoleransi, rukun dan guyub satu sama lain. “Begitulah semestinya kita di Bali juga di Indonesia yang diwarisi oleh pendiri dan proklamator bangsa kita Bung Karno yang telah menggali nilai-nilai kekayaan budaya Indonesia. Menjadikan Pancasila sebagai pandangan berbangsa dan bernegara. Kita harus ingat serta menjaga dan mengimplementasikan nila-nilai pancasila dengan UUD 1945 dalam wadah NKRI dengan ikatan Bhinneka Tunggal Ika. Sehingga kita sebagai bangsa dan negara tetap bersatu untuk memajukan bangsa dan membangun Bali,” jelasnya.
Sementara Ketua Komite Sterring Committee selaku Panitia, Putu Parwata melaporkan, perayaan Natal bersama ini selain bertujuan merayakan kasih persaudaraan dan perayaan kelahiran Yesus Kristus ke dunia, juga diharapkan dapat memupuk rasa persaudaraan dan kerukunan semua umat di Bali. Dan seluruh masyarakat Bali untuk hidup saling berdampingan, penuh toleransi sesuai slogan di Bali, sagilig saguluk salunglung sabayantaka, paras paros sarpanaya. Yang artinya bersatu padu saling menghargai pendapat orang lain dan saling mengingatkan, saling menyayangi dan hidup saling tolong-menolong.
Sumber – Humas|Editor – Christovao