Diageo Indonesia Mendukung Terciptanya Desa Wisata Bebas Sampah Plastik yang Berkelanjutan

0
406
Diageo Indonesia Mendukung Terciptanya Desa Wisata Bebas Sampah Plastik yang Berkelanjutan/fajarbadung.com
Diageo Indonesia Mendukung Terciptanya Desa Wisata Bebas Sampah Plastik yang Berkelanjutan/fajarbadung.com

NYAMBU,TABANAN, Fajarbadung.com – Bali terus berusaha mengurangi sampah plastik dan mencegah kerusakan lingkungan. Kampanye terhadap pengurangan penggunaan sampah plastik di Bali terus berlanjut, semua element masyarakat dilibatkan untuk memerangi masalah sampah salah satunya dilakukan oleh Diageo Indonesia  yang bermitra  dengan beberapa lembaga maupun usaha sosial yang bergerak di lingkungan, di antaranya: Yayasan Wisnu, Avani Eco, ecoBali Recycling, Kopernik, Mongabay dan PPLH Bali. Para mitra gabungan in mengelar kegiatan diskusi dan memberikan pelatihan kepada 30 orang perwakilan 6 Banjar yang berada di Desa Nyambu, Minggu(24/11/2019).

Director Affairs Diageo Indonesia, Dendy A.Borman yang hadir langsung diacara diskusi tersebut menyampaikan bahwa Diageo Indonesia mempunyai inisiatif sendiri untuk berkontribusi langsung dalam mendukung terciptanya desa wisata bebas sampah plastik yang berkelanjutan. Kami awali dengan mengurangi sampah plastik sekali pakai di lingkungan perusahaan kami di Desa Nyambu ini’

See also  Kementerian PANRB Perkenalkan Layanan LAPOR! ke Generasi Muda Bali Melalui Kegiatan "Lapor! Goes to Campus"

Dendy menjelaskan, kegiatan ini sudah berlangsung sejak tahun 2015 yang lalu. Diawali dengan langkah kecil seperti mengurangi pemakaian sedotan di lingkungan internal perusahaan dan dilakukan di kantor Diageo di seluruh dunia. Agar konsep penggunaan plastik sekali pakai bisa dieliminasi, Diageo bekerjasama dengan Yayasan Saraswati dengan membuat program 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Dan Kerjasama ini sudah berjalan sekitar 8 bulan. Hal tersebut merupakan kelanjutan dari program Diageo sebelumnya yakni mendukung terciptanya desa wisata ekologi. Setelah terbentuk desa wisata ekologi, kemudian dilanjutkan dengan program bebas sampah plastik ini,” Ujar Dendy.

Diageo Indonesia paham bahwa seiring dengan berkembangnya Nyambu sebagai desa wisata maka akan makin banyak turis datang. Konsekuensinya adalah sampah plastik yang makin bertambah.

“Kami memilih Desa Nyambu karena selain  pabrik dan usaha kami ada diwilayah ini kami ingin berkonrtibusi banyak ke Desa Nyambu dalam membangun kesadaran masyarakat  mengenai menjaga  lingkungan terutama sampah plastik. Kami ingin memberdayakan masyarakat Desa Nyambu untuk menjaga kebersihan lingkungan Desa Nyambu yang sudah menjadi salah satu tujuan wisata di Bali.

See also  Pushidrosal TNI AL Siap Songsong Pemberlakuan Secara Internasional Peta Laut Masa Depan S-100

“Kami berharap ada  pembangunan yang berkelanjutan atau sustainable development. Dari forum diskusi ini, akan ada masukan misalnya membangun paradigma bagaimana orang membuang sampah plastik dan sebagainya. Diharapkan kepedulian masyarakat Nyambu dalam menangani sampah plastic semakin tinggi ,” tegasnya.

Sementara itu menurut Ketua Pengelola Desa Wisata Nyambu, I Wayan Gede Eka Sudiartha (Satya) menyambut baik kegiatan diskusi di Kantor Kepala Desa Nyambu. Kegiatan ini sangat bermanfaat dalam memberikan kesadaran kepada masyarakat Desa Nyambu guna mendukung program Desa yang menjadi tujuan Eco wisata dan wisata budaya ini. Desa Nyambu dilaunching menjadi desa Eco Wisata pada tahun 2016 oleh Bupati Tabanan. Semenjak itu Desa Nyambu terus berkembang terutama infrastruktur jalan raya dan fasilitas lainya. Seiring dengan itu kesadaran menjaga lingkungan dari masyarakat guna mendukung desa wisata terus meningkat dari waktu ke waktu hingga sekarang.’Paparnya.

See also  Permohonan Praperadilan Ditolak, 16 Orang Tersangka Pemalsuan Surat Segera Ditahan

Desa Nyambu memiliki potensi wisata ekologi dan historis. Kekayaan alam persawahan dan mata air yang berlimpah, yang terkait erat dengan budaya dan sejarah yang panjang sejak era Bali Kuno.(ayu/fb)

(Visited 35 times, 1 visits today)