“Ethnowellness Nusantara” Kembali Diperkenalkan dari Bali

0
355

DENPASAR, FAJARBADUNG – Pandemi covid 19 akan segera berlalu. Berbagai pihak bergerak cepat untuk mengembalikan marwah Bali sebagai daerah wisata paling favorite di tanah air maupun dunia.

Tak terkecuali Indonesia Wellness Spa Professional Association (IWSPA) yang bekerjasama dengan  Wellness and Healthcare Enterpreneur Association (WHEA), Indonesia Wellness Master Association (IWMA), Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) dan  International Association of Medical Regulatory Authorities (IAMRA) serta  Konsil Kedokteran Indonesia menggelar acara bertajuk “IWSPA Reborn – Empowering Ethnowellness Nusantara” yang berlangsung di Kantor Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Bali pada Jumat 7 Oktober 2022.

Ketua Panitia Reborn IWSPA, Achyaruddin Yusuf yang ditemui di sela-sela acara mengatakan kegiatan ini  menjadi titik awal kebangkitan kembali “Wellness Tourism”, dan Bali dipilih sebagai “Pilot Project” dari “Wellness Tourism” di Indonesia secara keseluruhan.

Tema yang diusung adalah “Ethnowellness Nusantara”, yang dapat dijabarkan sebagai langkah yang terintegrasi dan berkelanjutan dari berbagai pemangku kepentingan di bidang “Wellness” di Indonesia yang akan mengangkat warisan leluhur dari berbagai ethnik yang ada di Indonesia yang terkait dengan bidang “Wellness”.

See also  Griya Pratama Bali Siap Sambut Turis dengan Protokol Kesehatan

Lebih jauh Ketua Umum WHEA, sekaligus founder IWASPA, WHEA, dan IWMA, Agnes Lourda Hutagalung mengemukakan bahwa keseluruhan program yang dimulai dari Bali ini akan memperkenalkan “Ethnowellness Nusantara”.

“Ini merupakan kerja bersama Indonesia Wellness Spa Professional Association (IWSPA) dengan Wellness and Healthcare Enterpreneur Association (WHEA) dengan Indonesia Wellness Master Association (IWMA) dengan Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) dengan International Association of Medical Regulatory Authorities (IAMRA) dengan Konsil Kedokteran Indonesia untuk secara bersama-sama bahu membahu membangkitkan kembali Wellness Tourism di Indonesia. Termasuk nanti keberadaan Lembaga Sertifikasi Therapist (LST) dan Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) yang terkoordinasi secara menyeluruh di bawah asosiasi-asosiasi tersebut,” tegas Loudra Hutagalung.

See also  Cegah Penyebaran Covid-19, Babinsa Koramil Klungkung Berikan Himbauan di Pasar Kamasan

Langkah-langkah yang akan diambil menurut Loudra dimulai dengan melakukan ‘training & certfication’ secara masif sehingga therapist di Bali sebagai ‘Pilot Project’ mendapatkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, serta kecintaan pada “Ethnowellness Nusantara”.

Para  therapist juga akan dibekali  dengan kemampuan yang mumpuni untuk mengikuti sertifikasi, mengingat selama 2 tahun lebih masa pandemi, mayoritas (jika tidak keseluruhan) sertifikat yang dipegang para therapist telah kadaluwarsa.

Sertifikasi dan Re-Sertifikasi ini akan mendukung para therapist dan lembaga usaha yang ada untuk dapat kembali bekerja dan beroperasi sesuai dengan standar yang dibutuhkan, serta memampukan keseluruhan “Wellness Tourism” yang ada di Indonesia untuk bangkit lebih cepat, bangkit lebih kuat.

Program training yang dilakukan akan mengajarkan keseluruhan materi terkait wellness, dengan modul dan kurikum yang dirancang khusus dan lengkap, bahkan lebih lengkap dari berbagai sertifikasi yang sudah ada, lanjut Loudra. Dengan demikian  sertifikasi Ethnowellness ini dapat menjadi patokan standar untuk semua therapist yang ada. Bahkan di tahun 2023 nanti, Loudra memastikan akan mentraning 10 ribu therapist yang mengantongin sertifikat dengan keahlian khusus di bidang ethnowellness. ***christ

(Visited 20 times, 1 visits today)