Film Samsara Karya Garin Nugroho Diputar Perdana dalam Acara Indonesia Bertutur

0
79

DENPASAR, Fajarbadung.com – Film Samsara karya Garin Nugroho diputar pertama kali di Indonesia, di acara Indonesia Bertutur Nusa Dua Bali. Direktur Jenderal Perfilman, Musik dan Media Kemendikbud Ahmad Mahendra mengatakan, Samsara adalah film bisu dengan live musik yang merupakan gabungan dari musik Bali, Orkestra dan musik elektronik. Film ini mengambil latar belakang Bali tahun 1930. Sebab di tahun 1930-an, merupakan awal mula para ilmuwan datang ke Bali, para ahli ilmu pengetahuan tentang Bali berdatangan ke Bali, dan juga merupakan awal mula pertumbuhan pariwisata Bali. Tema utama Film Samsara adalah magic Realism. Tema ini pasti disukai oleh semua orang bukan hanya di Bali tetapi di seluruh dunia. Tema ini sangat penting di Indonesia khususnya di Bali. “Presiden saja ada magic-magic juga. Apa pun ada unsur magis. Jadi Magic Realism dalam Film Samsara itu realita dan juga hal yang biasa dilakukan di Bali,” ujar di Nusa Dua, Sabtu (17/8/2024).

See also  Rayakan Hari Cocktail Internasional, HBI Bali Gelar Kompetisi Bartender Speed and Accuracy Challenge

Film ini layak diputar perdana di Indonesia Bertutur karena kaya akan pesan dan makna dalam kehidupan sehari-hari. Indonesia Bertutur harus menjadi wadah pelestari budaya, adat dan tradisi yang sudah ada sejak dahulu. Warisan adat dan budaya itu menjadi baru pada zamannya. Sementara saat ini warisan akan kembali menjadi baru karena dituturkan kembali, diperagakan kembali, dimodifikasi kembali, disiarkan kembali, didokumentasikan kembali. Film Samsara ini menjadi salah satu alternatif untuk dituturkan kembali kebudayaan yang hilang, antara yang ada dan yang tidak ada. Magic Realism mengungkapkan hal tersebut.

Sutradara Film Samsara Garin Nugroho mengatakan, pesannya utama dari Samsara adalah cinta dan kerakusan. Cinta dan kerakusan selalu menjadi dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Apa pun peran kehidupan yang dijalankan manusia selalu dihadapkan pada dua realitas tersebut. Pemimpin yang sangat mencintai rakyatnya atau yang sangat dicintai rakyatnya toh ada kerakusan di dalamnya. Rasa cinta juga bisa dibelokan menjadi kerakusan.

See also  Hasil Transformasi Miracle, Miracle Ultimate Diluncurkan

Film ini disuting di Bali. Ada 6 lokasi yang dipakai mulai dari yang mistis seperti di Gunung Batukaru, Gunung Batur, Istana Tampaksiring,Desa Tenganan dan sebagainya. Saat ditanya kenapa Bali dipakai sebagai latar belakang. Menurut Garin Nugroho, Bali di tahun 1930 masih menjadi daerah dengan sejuta pengalaman mistis, lahir dari adat dan kebudayaan dan tetap terpelihara sampai sekarang. Banyak tokoh datang ke Bali saat itu beberapa di antaranya Charlie Chaplin, Walter Smith, dan beberapa ilmuwan lainnya. Dalam mistik, memang ada terlihat dan tidak terlihat. Dan dua-duanya diterima masyarakat. Hidup ini yang kelihatan dan tidak dilihat itu ada dan dihidupi masyarakat. Dan itulah Bali yang sesungguhnya.*Arnold

(Visited 2 times, 1 visits today)