SANGEH, Fajarbadung.com – Kepala Kepolisian Resor Badung AKBP Roby Septiadi, SIK Launching Desa Tangguh Dewata di Desa Sangeh Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung, Bali. Rabu (30/12) pagi 09.30 wita.
Tampak hadir mendampingi Kapolres dalam kegiatan tersebut yakni Kapolsek Abiansemal Kompol Drs. I Made Suparta, Pj. Perbekel Desa Sangeh A.A Gede Mayun Manguputra, SPT. perwakilan Bendesa Adat I Wayan Sutrisna dan Kasatgas Desa Sangeh Covid -19, Linmas serta sejumlah masyarakat yang ikut menyaksikan jalannya acara.
Kapolres Badung menjelaskan, bahwa Desa menjadi tyang yang kuat dalam mencegah penyebaran virus corona covid -19. Hal ini disampaikan mengingat pembangunan berawal dari Desa, kesediaan pangan dari desa, begitu pula virus corona covid -19 dan upaya pencegahannyapun juga dari desa.
“Inilah alasanya Kapolres Badung menguatkan kesediaan pangan di Desa dalam bentuk program Desa Tangguh Dewata yang diwakili oleh Desa Sangeh,” Ungkapnya.
“Jika kesediaan pangan di desa kuat, virus Corona tidak akan menjadi momok yang menakutkan terhadap ekonomi masyarakat,” Jelasnya.
Menurutnya pertanian adalah salah satu idola yang tepat untuk mengembalikan ekonomi rakyat, ditengah wabah covid -19. “Efektifkan lagi lahan tidur, guna memenuhi kebutuhan hidup yang lebih baik,” Ajaknya.
Jika dilihat dari data yang disampaikan pemerintah kata kapolres lebih lanjut, tingkat ekonomi Bali mines 12 ℅, artinya pendapatan Bali yang mayoritas dari Pariwisata, menjadi terpuruk saat Pariwisata mengalami goncangan seperti sekarang ini.
Sedangkan pendapatan dari hasil alam lebih bisa bertahan saat indonesia mengalami keterpurukan ekonomi. “Kami ingin mengembalikan harkat dan martabat pembangunan Bali yang berawal dari desa,” Katanya.
“Ingat basis penanganan covid -19 adalah dari desa. Dan Desa menjadi basis pembangunan, serta harapan bisa melindungi masyarakatnya,” imbuhnya.
Pariwisata paling riskan dan paling mudah terkena dampak. “Mari kita gali lagi dan kembangkan potensi-potensi yang sudah diberikan oleh alam, mulai dari pertanian, perkebunan, peternakan dan kembali pada hak-hak dan martabat desa untuk menjadi sumber pangan,” Tandasnya.
Sumber|Humas|Editor|Chris