DENPASAR, Fajarbadung.com – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom mengatakan, kasus gigitan anjing rabies di Bali terus meningkat. “Saat ini di Bali, kasus gigitan anjing atau hewan penular rabies meningkat sementara stok vaksin baik vaksin untuk manusia maupun untuk hewan terus menipis. Artinya, penyediaan logistik baik itu vaksin Anti rabies (VAR) maupun serum anti rabies (SAR) tidak sebanding dengan jumlah kasus gigitan rabies di Bali,” ujarnya di Denpasar, Jumat (24/11/2023).
Menurut Gede Anom, hingga 23 November 2023 kemarin, jumlah kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) di Bali sebanyak 62.672 kasus. Dari jumlah tersebut, yang sudah diberikan VAR pertama baru sebanyak 45.504 kasus, VAR kedua 24.937 kasus, VAR ketiga 10.585 kasus. Bila dalam satu gigitan diberikan tiga kali VAR maka Bali minimal harus memiliki stok VAR sebanyak 200 ribu viral.
Pemprov Bali sudah melakukan berbagai upaya dalam pencegahan dan pengendalian rabies. Beberapa diantaranya adalah menjalin koordinasi dengan berbagai lintas sektor terutama pengendalian rabies di sektor hulu yakni kesehatan hewan, meningkatkan peran serta masyarakat melalui tim siaga rabies, melakukan tatalaksana kasus gigitan melalui pembentukan rabies center serta mengupayakan penyediaan logistik berupa VAR dan SAR.
Sampai November 2023, Pemprov Bali telah mengadakan file sebanyak 34.800 viral yang bersumber dari APBD dan dana alokasi umum (DAU). Selain itu pempro Bali juga telah menerima bantuan VAR dari Kementerian Kesehatan sebanyak 113.500 vial. Ada juga pengadaan VAR oleh masing-masing kabupaten dan kota di Bali yang jumlahnya bervariasi sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Sementara untuk SAR, Pemprov Bali telah mengadakan sebanyak 200 vial dan menerima bantuan dari Kemenkes sebanyak 615 vial.
Kelangkaan VAR di Bali sudah terjadi sejak awal November sampai tanggal 20 November 2023. Kelangkaan ini terjadi karena kasus gigitan hewan penular rabies terus meningkat dari hari ke hari yang ditangani oleh rabies center sejak bulan Juni sampai dengan September 2023. “Kelangkaan VAR ini membuat masyarakat panik serta terjadinya keterlambatan distribusi VAR dari produsen di luar negeri masuk ke Indonesia yang mengakibatkan proses pengadaan VAR baik di pusat maupun daerah mengalami hambatan,” ujarnya.
Sejak 20 November 2023, Bali baru mendapatkan distribusi VAR bantuan Kemenkes sebanyak 31 ribu vial, namun datangnya secara bertahap, sampai mencapai jumlah 103.800 vial. Jumlah yang sudah tiba di Bali, sudah didistribusikan ke seluruh kabupaten dan kota di Bali sesuai dengan kebutuhan masing-masing. “Kami meminta agar masyarakat berperan langsung dalam pengendalian rabies di Bali, jangan hanya menunggu pemerintah saja. Selamatkan diri dan keluarga dari kasus gigitan anjing rabies dengan cara memelihara anjing secara bertanggung jawab, tidak meliarkan anjing, vaksin secara berkala. Bila ada gigitan cuci luka dengan sabun selama 15 menit dengan air yang mengalir lalu segera ke pelayanan kesehatan terdekat untuk divaksin,” ujarnya.*Arnold