Kelompok Nelayan Sanur dirikan Baliho tolak LNG

0
405
Kelompok Nelayan Sanur dirikan Baliho tolak LNG. Foto : Ist

DENPASAR, Fajarbadung.com – Empat kelompok nelayan di Desa Intaran Sanur menyuarakan perlawanannya terhadap pemindahan lokasi proyek gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) dengan mendirikan baliho berukuran 2,5 x 3 meter di sepanjang pesisir Intaran, Denpasar, Bali, Selasa (12/7/2022).

Kelompok-kelompok Nelayan tersebut ialah Kelompok Nelayan Segara Agung, Watu Kerep, Astining Segara dan Kelompok Nelayan Tapang Kembar.

I Wayan Sujana selaku koordinator pemasangan Baliho menjelaskan bahwa pemasangan baliho penolakan terhadap pembangunan Terminal LNG di Kawasan Mangrove dilakukan sebagai bentuk respon para nelayan terhadap pembangunan Terminal LNG di kawasan Mangrove.

“Kami yang selama ini di laut sangat tahu betul bagaimana imbas dari pembangunan sebelumnya yang telah membuat laut rusak,” kata dia.

See also  Geger! WNA Swiss Tewas di Villa di Sanur

Wayan Sudyana menilai aktivitas dredging atau pengerukan yang akan dilakukan untuk membuat alur laut Terminal LNG di kawasan Mangrove pasti akan menyebabkan kerusakan pada laut.

“Jika laut rusak, maka kami akan kesulitan mencari ikan sebab ikan-ikan akan menjauh,” kata dia.

Lebih lanjut Sujana menjelaskan jika sebagian besar masyarakat Intaran terlebih kelompok nelayan menggantungkan hidupnya di pesisir Pantai Sanur.

Dredging atau pengerukan terlebih dengan kapasitas 3 juta 300 meter kubik akan membawa dampak yang luar biasa terhadap perairan pesisir pantai Sanur.

“Bagaimana nasib kami yang selama ini menggantungkan hidup di pesisir apabila proyek tersebut dipaksakan?” tanya Sujana.

Menurut riset sejumlah organisasi pemerhati lingkungan hidup di Bali seperti Kekal Bali, Frontier Bali dan Walhi Bali dalam melakukan pengerukan 3 juta 300 meter kubik tersebut juga mengenai indikatif terumbu karang seluas 5 hektaran.

See also  KSP Optimis Jalan Pansela Kembangkan Ekonomi, Pariwisata Pesisir Selatan Jawa Timur

Terancamnya terumbu karang pastinya akan berdampak terhadap keberlangsungan dan kualitas lingkungan ekosistem laut.

“Maka kami kelompok nelayan yang selama ini selalu beraktivitas di laut sudah barang tentu menolak proyek Terminal LNG di Kawasan Mangrove yang juga akan merusak laut” kata Sujana.

Sebelumnya, warga Intaran Sanur telah menyurati Gubernur Bali Wayan Koster untuk meminta klarifikasi terkait perbedaan data proyek LNG di kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai, Denpasar antara Pemprov Bali dan PT Dewata Energi Bersih (DEB).(Rol)

(Visited 30 times, 1 visits today)