BADUNG, FAJARBADUNG.COM – Ketua Komisi IV DPRD Badung Made Sumerta bersama tim meninjau langsung proses vaksinasi anak di SD IV Sading, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
Menurut Sumerta, SD Sading layak dikunjungi saat vaksin karena kondisi yang sangat memprihatinkan seperti lokasi yang sempit, tempat parkir yang sempit dan kekurangan ruang kelas.
“Ini masih dalam rangkaian kegiatan vaksinasi pertama untuk anak usia 6-11 tahun. Kenapa kami kunjung kesini, disini krodit, parkir susah. Ini bagian dari pengawasan. Setiap tahun over kapasitas disini. Kami ingin melihat langsung hal ini. Ini bagian dari serapan aspirasi masyarakat, apa saja yang akan dibangun bagi sekolah ini,” ujarnya.
Terkait dengan vaksinasi pertama anak usia 6-11 tahun, Sumerta mengatakan, jangan sampai anak itu trauma. “Jangan sampai anak ditakuti, guru dan medis jangan sampai ucapkan kata-kata yang bikin trauma,” ujarnya. Sebab nanti aka ada vaksin kedua, imunisasi lainnya dan sebagainya. Anak-anak harus diedukasi, diyakinkan agar tidak takut dengan vaksin. Orang tua harus memberikan edukasi yang baik. Terutama efek KIPI. Mungkin juga bisa panas, demam, selama dua tiga hari. Orang tua harus bisa menjelaskan hal tersebut. Agar saat vaksin berikutnya anak sudah tidak takut dan yakin dengan vaksin.
Terkait dengan konsisi SD Sading yang memprihatinkan, Sumerta mengatakan, tahun 2019 sudah ada dana DID. Ini harus berkesinambungan. Kalau tahun 2022, tetap diusulkan di tahun 2023. Biar dilanjutkan. Semua juga tahu bahwa untuk anggaran pendidikan sebesar 20% APBD, namun semua harus tetap berjalan.
Kepala SD Sading Ni Kadek Ika Rahayu mengatakan, jumlah anak yang divaksin sebanyak 238 orang. Namun jumlah ini tergantung kondisi siswa yang ada. Orang tua sudah dikoordinasikan dan semua orang tua mengizinkan karena ini demi kesehatan anak dan masa depan bersama. Terkait dengan kondisi SD Sading yang memprihatinkan, menurut Ika Rahayu, pihaknya ingin agar pembangunan di sekolah segera direnovasi. “Kami perlu penambahan ruang kelas, karena banyak peminatnya di sekolah kami, tetapi karena ruang kelas tidak ada, maka kami harus mengalihkan ke sekolah lain,” ujarnya.***
Editor – Chris