DUBAi, Fajarbadung.com – Deputi I Kepala Staf Kepresidenan, Febry Calvin Tetelepta, menyampaikan pemimpin dunia mengapresiasi kerja keras pemerintah Indonesia dalam mencapai nol emisi karbon pada 2060. Apresiasi tersebut disampaikan pada Forum Abu Dhabi Suistainability Week (ADSW), di Dubai.
“Kerja keras Indonesia untuk mencapai nol emisi karbon pada 2060 bentuk komitmen nyata dari Presiden Jokowi untuk membangun negara makmur dan berkelanjutan dengan perekonomian inklusif,” kata Feby di sela-sela menghadiri Forum ADSW, di Dubai, Rabu (6/12).
Deputi Bidang Infrastruktur, Energi, dan Investasi KSP ini menyebut beberapa kerja keras pemerintah dalam mencapai nol emisi karbon. Diantaranya memperbaiki pengelolaan forest and other land us(FOLU) dan mempercepat transisi energi baru terbarukan (EBT). Dalam pengelolaan FOLU, sambung dia, pemerintah terus menjaga dan memperluas hutan manggrove serta merehabilitasi hutan dan lahan. “Penurunan angka deforestasi pada titik terendah dalam dua puluh tahun terakhir. Kemudian pembangunan persemaian dalam skala besar berkapasitas 75 jta bibit per tahun,” terang Febry.
Sementara pada percepatan transisi EBT, jelas dia, pemerintah mengembangkan energi baru terbarukan terutama energi surya, air, angin, panas bumi, dan arus laut, serta pengembangan biodiesel, bioethanol, dan biofatur. Pada 2022, porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional mencapai 11,3 persen, meningkat dari 9,1 persen pada 2021.
“Salah satu milestone Net Zero Emission 2060 adalah pemanfaatan EBT hingga 23 persen di tahun 2025. Ini perlu kerja keras dan cerdas di ujung masa pemerintahan Presiden Jokowi,” tuturnya.
Masih menurut Febry, untuk mencapai target nol emisi karbon pada 2060, Indonesia juga harus mampu meningkatkan pendanaan iklim, yakni dengan mengundang sejumlah pihak seperti mitra bilateral, investasi swasta, filantropi, dan negara-negara sahabat. Untuk itu, kehadiran pemerintah Indonesia pada Forum ADWS menjadi penting. Sebab forum yang dihadiri oleh para pemimpin dunia, investor, pelaku usaha, dan inovator EBT tersebut memiliki komitmen sama, yakni penguatan pendanaan iklim untuk mempercepat transisi energi.
“Pada forum ADSW peserta juga menyepakati komitmen untuk menyatukan berbagai sumber pendanaan untuk mendukung transisi energi dan pengurangan emisi karbon”, ucapnya.
Pada kesempatan itu, Febry juga meyampaikan kerja keras pemerintah Indonesia dalam mencapai nol emisi karbon juga telah memunculkan kepercayaan sejumlah negara. Terbukti Indonesia mendapatkan kelanjutan kontribusi pemerintah Norwegia sebesar USD 100 juta dalam skema result based payment untuk kinerja penurunan deforestasi periode 2017-2018 dan 2018-2019.
“Pendanaan ini bentuk pengakuan global atas prestasi Indonesia dalam menurunkan emisi melalui penurunan deforestasi dan degradasi hutan,” pungkas Febry.**