DENPASAR, Fajarbadung.com – Ketua KPUD Bali I Dewa Gede Agung Lidartawan meminta kepada masyarakat Bali untuk waspada terhadap ajakan orang atau kelompok orang agar tidak ke TPS dengan alasan nanti tertular Covid19 atau nanti menciptakan klaster baru yakni klaster Pilkada. “Kami pastikan bahwa, ajakan seorang atau sekelompok orang untuk tidak ke TPS dengan alasan nanti tertular Covid19 itu hoax. Ajakan seperti itu bukan dari KPUD. Dan kami meminta agar masyarakat tidak mudah percaya dengan ajakan seperti itu,” ujarnya di Kantor KPUD Bali, Selasa (8/12/2020).
Terhadap ajakan seperti itu, menurut Lidartawan, terutama karena takut tertular Covid19 itu sangat tidak beralasan. Sebab, KPUD Bali dan KPUD di 6 kabupaten dan kota sudah menjamin bahwa di tempat TPS tidak mudah tertular Covid19. Seluruh Prokes diterapkan mulai dari cuci tangan, menggunakan handsanitizer, menggunakan masker, menggunakan faceshield, menggunakan sarung tangan, menyemprot desinfektan di TPS, mengukur suhu badan dan sebagainya. Seluruh petugas KPPS sudah dicek kesehatan baik melalui rapid test maupun swab test.
“Kami juga menerapkan ada 15 hal baru dalam Pilkada kali ini yang sesuai dengan Prokes. Jadi tidak ada alasan bagi pemilih untuk tidak datang ke TPS atau terpengaruh dengan ajak jangan ke TPS karena Covid19,” ujarnya.
Ke-15 hal baru antara lain, jumlah pemilih per-TPS dikurangi agar tidak berkerumun sebanyak 500 pemilih sehingga jumlah TPS ditambah, kedatangan ke TPS diatur secara bergilir, dilarang berkerumun, tidak bersalaman, sebelum masuk TPS cuci tangan dan keluar TPS cuci tangan, semua wajib mengenakan masker, petugas wajib mengenakan sarung tangan, wajib menggunakan faceshield, pemilih bawa alat tulis sendiri dan alat coblos sendiri, disiapkan tisu basah, petugas KPPS sehat dengan bukti rapid atau swab test, TPS selalu disemprot, menggunakan tinta tetes, bilik suara yang terbuka.
Lidartawan menegaskan, ajakan untuk tidak ke TPS oleh sekelompok orang harus dilihat secara cerdas. Sebab, bisa saja ajakan itu sangat politis dan merupakan jurus untuk saling menjatuhkan antarpendukung kandidat. “Bisa saja, salah satu pendukung atau tim menggunakan alasan Covid19 agar rakyat tidak ke TPS. Sesungguhnya ini hanya strategi kelompoknya agar banyak yang tidak ke TPS sehingga calonnya menang,” ujarnya.
Ia kembali memastikan jika ajakan tersebut bukan berasal dari KPUD atau bukan berasal dari institusi kesehatan. Sebab ini hanya sebuah jebakan agar orang tidak ke TPS.
Penulis|Axelle Dae|Editor|Christovao Vinhas.