PEKALONGAN, Fajarbadung.com – Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menyerukan kepada organisasi kepemudaan untuk bersama-sama dengan pemerintah mengembangkan potensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), utamanya di daerah.
Seruan Moeldoko ini disampaikan kepada 15 Dewan Pimpinan Cabang Barisan Muda Wirausaha Indonesia (BMWI) se-Jawa Tengah yang baru saja dilantik pada Selasa (27/12) malam di Pendopo Kajen Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
“Dibalik pelantikan ada tanggung jawab. Jadi organisasi jangan hanya simbol, bendera, atau spanduk saja. Organisasi akan bermakna kalau kehadirannya berkontribusi bagi masyarakat dan lingkungannya,” kata Moeldoko.
“Tempatkan organisasi sebagai bridging institution [jembatan] antara pelaku UMKM dan pembuat kebijakan. Organisasi harus paham tentang apa yang menjadi kesulitan bagi pelaku UMKM. Kedua, organisasi harus jadi partner strategis bagi pemda dan pemerintah pusat. Kalau ada kebijakan yang tidak berkenan, berikan koreksi pada kami selaku pemerintah,” imbuhnya.
Disela-sela acara pelantikan tersebut, Moeldoko yang didampingi oleh Bupati Pekalongan Fadia Arafiq, juga meninjau langsung beberapa produk UMKM khas Pekalongan, diantaranya Batik tulis, pernak-pernik hasil kerajinan tangan, olahan makanan ringan, kopi dan lain sebagainya.
Setelah mencicipi keripik pisang, seduhan kopi serta minuman jahe gula aren olahan UMKM, Moeldoko pun menghimbau organisasi BMWI untuk mendorong percepatan digitalisasi UMKM daerah agar jangkauan pasar dan konsumen UMKM semakin besar.
Terlebih lagi, saat ini, menurut Purnawirawan Panglima TNI tersebut pemerintah sedang menargetkan upaya digitalisasi 30 juta UMKM di tahun 2024. Dari target ini, hingga kini sekitar 19 juta UMKM telah terdigitalisasi.
Walaupun begitu, Kepala Staf Kepresidenan mengapresiasi para pelaku UMKM yang terbukti memiliki daya tahan dan inovasi yang semakin berkembang. Moeldoko juga meyakinkan bahwa pemerintah akan memberikan kemudahan bagi pelaku UMKM yang ingin mengembangkan usahanya melalui KUR atau bentuk-bentuk insentif lainnya.
“Saya pikir Pekalongan punya brand, diantaranya sektor batik, ini harus dieksplor terus menerus untuk memenuhi keinginan pasar dan disesuaikan dengan semangat anak-anak muda yang mengenakan batik, supaya tidak stagnan. Namun UMKM harus mendapatkan kemudahan. Kalau perlu dukungan KUR dan apapun itu, pemerintah harus siapkan,” pungkasnya.**Chris