MANGUPURA, Fajarbadung.com – Perumda Air Minum Tirta Mangutama Badung diminta merespons cepat setiap keluhan yang ada terkait pelayanan air minum. Hal ersebut disampaikan Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Badung Nyoman Karyana, saat mengikuti Rapat Kerja Komisi III DPRD Badung dengan Perumda Air Minum Tirta Mangutama Badung, Senin, (9/12/2024.)
Rapat Kerja dipimpin oleh Wakil Ketua III Made Sunarta bersama Ketua Komisi III DPRD Badung Made Ponda Wirawan. Turut hadir, Anggota DPRD Badung, seperti Nyoman Karyana, Made Yudana, Wayan Sandra dan Gede Aryantha. Sementara itu, Perumda Air Minum Tirta Mangutama Badung dihadiri oleh Dirut Wayan Suyasa, Dirtek Made Suarsa, Dirum Made Sugita serta sejumlah Kabag dan Staf.
Pada kesempatan tersebut, Anggota Komisi III DPRD Badung Nyoman Karyana menyebutkan hingga saat ini banyak muncul keluhan di medsos terkait pelayanan air minum. “Itu kelihatan, terutama di Badung Selatan sering muncul sing ada yeh atau tak ada air. Itu bahasa-bahasa masyarakat,” kata Nyoman Karyana.
Oleh karena itu, Nyoman Karyana yang juga politisi Partai Golkar meminta Perumda untuk memberi respons cepat terhadap berbagai keluhan yang muncul ditengah-tengah masyarakat. “Jika memang ada kendala terutama menyangkut biaya dan permodalan, Perumda tak boleh menyerah. Silakan sampaikan ke pemerintah dan Dewan. Ini demi melancarkan pelayanan air minum kepada masyarakat,” paparnya.
Khusus di Badung Selatan, Nyoman Karyana menyatakan, bahwa masalah air di Kuta Selatan malah ramai dijadikan materi kampanye pilkada.
Bahkan, disebutkan di daerah Sawangan, Kutuh, Ungasan dan daerah-daerah tinggi, termasuk di daerah bawah di Nusa Dua, air sering ngadat. “Air sering mati sehingga untuk mandi warga harus membeli air isi ulang,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Nyoman Karyana meminta Perumda memberi atensi untuk menyelesaikan persoalan air minum di Badung Selatan. “Titik-titik mana saja yang akan diselesaikan pada tahun 2025,” tegasnya.
Terkait sumber air, Nyoman Karyana mendorong Perumda untuk mencari sumber-sumber air baru. “Jika mengandalkan sumber air di Badung Utara dipastikan memerlukan biaya tinggi. Karena itu, perlu dicari sumber yang dekat di selatan,” terangnya, sembari membuka peluang Perumda mengolah air laut sebagai sumber air Perumda walau sedikit mahal. Terlebih lagi, Nyoman Karyana juga meminta Perumda untuk membuat data akurat terkait data pelanggan.
Dengan adanya data akurat, kebutuhan air bisa diprediksi, seperti kebutuhan hotel, restoran, dan sarana pariwisata lainnya termasuk kebutuhan rumah tangga. “Kedepan, kami berharap jaringan Perumda betul-betul canggih sehingga maksimal dalam pelayanan,” tutupnya. (Chris)