KUTA, Fajarbadung.com – Pengadaan barang dan jasa di Indonesia baik di lembaga pemerintahan dan swasta ternyata sudah berkelas dunia. Hal ini mengemuka dalam kegiatan internasional yaitu International Federation of Purchasing and Supply Management (IFPSM) World Summit 2022, ‘Leading Transformation Through Disruptive Innovations’ di The Stone, Legian, Kuta Kabupaten Badung sejak Rabu (19/10/2022).
Hadir dalam acara ini sebanyak lebih dari 300 orang dari perwakilan 45 negara di dunia. President IFPSM, Marina Lindic dalam sambutannya mengatakan, IFPSM World Summit menjadi pertemuan rutin bagi pengadaan dan supply chain professional dari seluruh dunia untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan. Kegiatan ini berlangsung selama 18 -20 Oktober 2022. “Kita akan mendapatkan presentasi yang menarik dan inovatif selama tiga hari penyelenggaraan event (kegiatan) ini,” ujarnya.
Ketua Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia (IAPI), Sonny Sumarsono mengaku bangga menjadi tuan rumah IFPSM World Summit 2022. Acara ini dihadiri para pakar kelas dunia terkemuka yang mempresentasikan pengadaan barang dan jasa di negara mereka masing-masing. “Dalam forum kita saling belajar dan berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam pengadaan barang dan jasa. Itulah sebabnya banyak pembicara datang ke Indonesia. Ada juga pembicara yang presentasi secara daring karena keterbatasan waktu dan regulasi negara masing-masing yang belum boleh warganya bepergian keluar negeri,” ujarnya.
Menurut Sonny, pengadaan barang dan jasa Indonesia sudah Berkelas dunia baik dari sisi sistem, regulasi, SDM dan dampak secara ekonomi dalam negeri. Dalam beberapa sessie, ada banyak negara yang akhirnya mengakui dan bahkan mengadopsi sistem pengadaan barang dan jasa Indonesia. “Jerman saja mengakui sistem yang ada di Indonesia. Dalam presentasinya, perwakilan Jerman mengakui jika pengadaan barang dan jasa di Indonesia itu sudah canggih. Sistemnya hampir sama dengan Jerman. Begitu juga Singapura. Mereka malah malah minta tim Indonesia bisa presentasi di Singapura soal pengadaan barang dan jasa. Di Singapura, lembaga seperti Health Promotion Board ingin belajar dari Indonesia. Tadi saat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati presentasi soal Indonesia, semua berdecak kagum dan apresiasi. Ternyata Indonesia sudah sangat maju dalam sistem pengadaan barang dan jasa,” ujarnya.
Menurut Sonny, tahun 2045, Indonesia akan menjadi negara nomor 4 di dunia dalam sistem pengadaan barang dan jasa dengan dampak ekonomi terbaik. Hal ini cukup beralasan karena Indonesia menjadi negara dengan pendudukan yang padat, aktifitas ekonomi yang tinggi, SDA yang berlimpah. “Pengadaan barang dan jasa itu harus mampu memberikan peningkatan secara ekonomi kepada rakyat. Penduduk yang banyak akan menjadi potensi yang besar dalam pengadaan barang dan jasa dengan sistem yang sudah matang,” ujarnya. Sebab pengadaan barang dan jasa di Indonesia saat ini bukan hanya sekedar membeli barang dan jasa saja. Sistem ini harus dikelolah secara merata, sehingga berdampak secara ekonomi bagi masyarakat.*Arnold