MANGUPURA, Fajarbadung.com – Politisi senior Partai Golkar Kabupaten Badung yang juga adalah Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Golkar Kabupaten Badung I Wayan Suyasa menegaskan, perolehan suara pasangan Capres Cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD tidak bisa mencapai 95% seperti yang terus diberitakan selama ini.
Ia juga menegaskan, situasi politik setiap event Pemilu itu berbeda. Jika sebelumnya Jokowi meraih suara mutlak di Bali maka kali ini pasangan Ganjar-Mahfud (GAMA) tidak bisa meraih suara mayoritas lagi di Bali.
“Kalau GAMA menang di Bali 95% itu omong kosong, non sense. Prosentase yang ditargetkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, dengan apa yang ada di lapangan. Saya yakin, kali ini suara di Bali akan terbagi tidak menang mutlak, berkisar di angka 60-40,” ujarnya. Artinya, GAMA hanya bisa meraih sebanyak 60% atau malah lebih kecil dari hal tersebut. “Saya garansi itu. Tidak bisa mencapai 95% kemenangan buat Ganjar-Mahfud di Bali. Situasi politik sudah berubah,” ujar Suyasa kepada awak media disela-sela kegiatan Verifikasi Deswa Wisata di Desa Penarungan Mengwi Badung Sabtu, (4/11/2023).
Menurut Suyasa, saat ini politik sangat dinamis. Tiga paket Capres Cawapres itu merupakan anak bangsa yang terbaik. Sementara yang terpilih hanya satu orang presiden dan wakil presiden saja dan dua paket lainnya akan kalah. Namun dalam alam demokrasi, jangan sampai para pendukung dari tiga Capres Cawapres ini berkompetisi secara tidak sehat, saling sikut, saling menjatuhkan, salin serang. Sesuai dengan arahan pusat, Golkar akan tegak lurus mendukung pasangan Prabowo-Gibran. Pengusung utama adalah Partai Gerindra. Golkar yang tergabung dalam koalisi akan mendukung penuh. “Di Bali kita sudah berkoordinasi dengan Gerindra. Kami akan diundang rapat koordinasi bersama untuk memenangkan Prabowo Subianto di Bali. Apa pun alasannya kita tegak lurus terhadap keputusan partai,” ujarnya
Suyasa juga mengingatkan banyak buzer yang bisa memperkeruh suasana. Buzer atau komentar di media sosial perlu diwaspadai karena biasanya mereka memancing suasana yang tidak kondusif. Hajatan politik 5 tahunan ini merupakan suatu hak yang diberikan kepada masyarakat untuk berdemokrasi dengan baik dan benar. Politik itu harus bergembira. Saat ini masyarakat sudah sangat cerdas. Mereka tahu mana yang baik dan mana yang buruk.
“Dalam demokrasi, jangan dipakai ajang untuk saling kompetisi tidak sehat. Apalagi sekarang ini, mohon maaf jika tidak puas, ada buzer-buzer, komen-komen yang saling menyerang. Itu harus kita hindari. Mari kita berkompetisi secara sehat, biarlah tokoh-tokoh terbaik yang sudah diusung secara undang-undang oleh gabungan partai politik, sudah dimunculkan dan mendaftar ke KPU. Calon presiden itu yang terbaik dari tiga pasang itu adalah kader-kader, tokoh-tokoh terbaik secara nasional. Mati kita kedepankan gagasan dan ide, bukan saling serang,” ujarnya.*Chris