JAKARTA, Fajarbadung.com – Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko meyakini perlunya peningkatan kerja sama dibidang sosial dan kebudayaan antara Indonesia dengan Tiongkok untuk mempererat hubungan diplomatik antara kedua negara yang sangat harmonis. Hal ini disampaikan melalui pertemuan dengan Dubes baru Tiongkok untuk Indonesia, Lu Kang, di Bina Graha, Jakarta, Selasa (29/3).
“Lebih dari dua juta turis dari Tiongkok datang ke Indonesia setiap tahunnya. Begitu pula turis Indonesia yang datang ke Tiongkok juga terus meningkat. Saya melihat untuk hubungan jangka panjang yang semakin kuat, maka penguatan emosi dalam sektor budaya itu sangat penting,” kata Moeldoko.
“Karena saya harus jujur mengatakan masih ada kelompok kecil yang memiliki persepsi tidak tepat pada hubungan Indonesia dan Tiongkok, ini perlu dinetralkan.”
Lebih lanjut, momen Presidensi G20 Indonesia diharapkan mampu memperkuat kemitraan strategis kedua negara, terutama di bidang arsitektur kesehatan global, transisi energi, dan transformasi digital, serta infrastruktur.
Sementara itu, hubungan diplomatik kedua negara telah berlangsung selama 70 tahun dengan situasi pasang surutnya. Jenderal Purnawirawan itu pun mengakui bahwa hubungan Indonesia-Tiongkok terus mengalami kemajuan di berbagai sektor dengan prinsip saling menghormati satu sama lain.
“Jika kita memiliki hubungan baik, hanya dengan satu panggilan telepon saja, maka semua permasalahan pasti bisa diselesaikan,” kata Moeldoko kepada Dubes Lu Kang, mengacu pada penyelesaian permasalahan bilateral yang rawan terjadi.
Tiongkok dan Indonesia adalah kekuatan ekonomi baru di Asia. Oleh karenanya, Tiongkok melihat Indonesia sebagai mitra kerja sama paling penting di kawasan ASEAN, kata Lu Kang.
Tidak hanya siap untuk menjajaki potensi kerja sama dengan Indonesia, Tiongkok juga siap mendukung kebijakan strategis Indonesia baik di panggung lokal maupun internasional.
“Menghormati kepentingan satu sama lain menjadi kunci utama, misalnya dalam isu Papua yang menjadi keprihatinan Indonesia. Tiongkok akan selalu mendukung pihak Indonesia dalam dialog multilateral. Dan juga sebaliknya, masalah sensitif di Tiongkok juga diberi perhatian oleh pihak Indonesia,” kata Lu Kang.**
Editor|Chris