MANGUPURA, Fajarbadung.com – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Badung Putu Parwata memimpin langsung Rapat Paripurna Masa Persidangan Kedua tahun 2023 dengan agenda penyampaian penjelasan Bupati Badung di Ruang Sidang Utama Gimana Lantai III Sekretariat DPRD Badung, Selasa, 15 Agustus 2023.
Turut hadir, Bupati Badung Nyoman Giri Prasta, Wakil Bupati Badung Ketut Suiasa, Sekda Badung Wayan Adi Arnawa dan seluruh jajaran Forkopimda atau Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Badung. Selain itu, juga hadir seluruh Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah atau OPD, Pimpinan Instansi Vertikal Kabupaten Badung, para Direksi Perusahaan Daerah Kabupaten Badung dan para Tenaga Ahli DPRD serta Fraksi-Fraksi DPRD Kabupaten Badung.
Pada kesempatan tersebut, Ketua DPRD Badung Putu Parwata didampingi Wakil Ketua I DPRD Badung Wayan Suyasa dan Wakil Ketua II DPRD Badung Made Sunarta serta Sekretaris DPRD Kabupaten Badung I Gusti Agung Made Wardika.
Kemudian, Putu Parwata memaparkan, bahwa Rapat Paripurna dengan agenda penyampaian penjelasan Bupati Badung mengenai Raperda Perubahan APBD Kabupaten Badung Tahun Anggaran 2023 dan juga Raperda Perubahan atas Peraturan Daerah atau Perda Nomor 5 tahun 2020 tentang Penguatan Program Adat, Budaya dan Keagamaan serta Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Perubahan APBD 2023.
Dalam Perubahan APBD Badung 2023, lanjutnya yang dijelaskan Bupati Badung sangat signifikan sekali terjadi penambahan PAD atau Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Badung sebesar Rp 6,4 Trilyun lebih. “Hal ini sebagai lonjakan yang sangat luar biasa yang didukung oleh sektor pariwisata,” terangnya.
Kemudian, disebutkan postur berikutnya adalah Pendapatan Daerahnya sebesar Rp 7,5 Trilyun dengan total APBD adalah Rp 8,4 Trilyun. “Setelah kami cermati penjelasan Bupati Badung, memang apa yang disampaikan itu sudah 20,33 persen itu sektor pendidikan, tetapi yang naik mandatorinya adalah bidang kesehatan,” ungkapnya.
Sesuai ketentuan yang diatur, seharusnya bidang kesehatan senilai sebesar 10 persen, malah justru sekarang menjadi 15 persen.
Hal tersebut berarti Pemerintah Kabupaten Badung serius untuk memberikan suatu dorongan agar masyarakat Badung ini sehat dan sejahtera. Mengingat, dengan diberikannya hampir Rp 700 Milyar untuk pembangunan infrastruktur dan Rp 20 Milyar untuk pemberdayaan masyarakat, yang emudian, ditambah Rp 25 Milyar untuk penguatan pertanian. “Jadi, ini berimbang dia. Pariwisata Rp 18 Milyar, yang didorong untuk melakukan suatu promosi-promosi supaya Suistanable Tourism ini bisa terjadi di Badung, tetap kita tahan dan kita dorong naik,” tambahnya.
Oleh karena itu, Putu Parwata berharap, khususnya Dinas Kesehatan ini dengan Rumah Sakit yang betul-betul bisa memfasilitasi kesehatan masyarakat.
“Hal itu menjadi tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, postur yang disampaikan oleh Bupati Badung. Jadi, APBD kita ini 70 persen itu digunakan untuk pembangunan yang ada di Badung. Kami harap konsisten masing-masing OPD akan melaksanakannya dengan sungguh-sungguh dan serius, untuk kemajuan Badung,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menyampaikan, bahwa Rancangan Peraturan Daerah atau Raperda ini untuk penguatan program adat, budaya, agama dan tradisi, termasuk juga pembahasan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2023.
“Saya kira harus dilakukan secara bersama-sama dengan Pemerintah, yakni Eksekutif dan Legislatif ini muaranya hanya satu, membuat Krama Badung sejahtera dan bahagia,” kata Giri Prasta.
Adanya Perubahan Anggaran ini, kata Giri Prasta disesuaikan dengan Pendapatan dengan melakukan inovasi, yang kaitannya dengan Sumber Pendapatan Daerah, terutama dari Pajak Hotel dan Restoran atau PHR. “Karena Pendapatan itu khan 3 bulan sekali. Ini cara kita untuk memberikan tambahan. Saya berterima kasih kepada seluruh masyarakat Badung dan semua tokoh yang ada, terutama berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena Kebesaran Beliau, kita mendapatkan sebuah inovasi dan memperoleh pendapatan yang lumayan, ini adalah untuk kepentingan masyarakat,” sebutnya.
Untuk alokasi anggaran yang dilakukan, lanjutnya semuanya dimasukkan buat program penguatan adat, agama, tradisi dan budaya Bali.
Ditambahkan, ketika berbicara masalah agama, bukan hanya agama Hindu saja, namun termasuk semua agama, baik itu Kristen Protestan, Katolik, Islam, Konghucu, Budha dan seterusnya dianggap sama, terkait program yang sudah dibuatkan sebagai bagian pelestarian adat, agama, tradisi, seni dan budaya dengan alokasi anggaran sekitar ratusan Milyar rupiah. Dengan kemajuan Badung ini, diharapkan jangan sampai menggerus akar adat, seni dan budaya.
“Data itu harus sudah real. Misalkan, membangun Mesjid kita bantu dan lain sebagainya. Wihara dan Gereja jika dibutuhkan kita juga bantu. Hal ini akan meringankan beban masyarakat. Apalagi Pura, begitu juga dengan tradisi dan seninya. Misalkan di Muslim ada Rebana. Begitu juga dengan Pesantian, Kidung dan lain sebagainya. Ini kita bantu,” tutupnya.*Chris