ULUWATU, Fajarbadung.com – Berkaitan dengan telah selesainya proses restorasi terhadap Candi Gelung Pura Sad Kahyangan Luhur Uluwatu, Selasa (18/8/2020) Wabup Ketut Suiasa menghadiri upacara pemelaspasan yang dilaksanakan bertepatan dengan tilem sasih karo. Kehadiran Wabup Suiasa tersebut didampingi pula oleh penglingsir Puri Jero Kuta, Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara, Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa serta tokoh dan masyarakat Desa Pecatu. Upacara tersebut kapuput olih Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa dari Griya Tegal serta Wabup Suiasa dan Sekda Adi Arnawa turut serta memasang orti dan Pedagingan dalam pemelaspasan Candi Gelung tersebut.
Diceritakan Suiasa, ketika terjadi gempa beberapa waktu lalu, kondisi candi gelung dan beberapa bangunan lainnya mengalami pergeseran dari fisik bangunan semula. Hal itulah yang membuat candi itu kemudian segera diperbaiki dengan konsep restorasi. Restorasi itu wajib dilakukan mengingat bangunan candi tersebut merupakan salah satu bangunan yang merupakan warisan budaya bangsa. Untuk itulah perbaikan tersebut harus menekankan pada konsep konsep pembangunan relief dan yang lain sebagainya, sehingga masih mempertahankan pada kondisi awal. Sehingga nilai sejarah dari bangunan itu tetap dilestarikan dan dipertahankan untuk masa depan generasi berikutnya. “Mudah-mudahan setelah dilakukan perbaikan secara fisik dan sekarang ini juga sudah melaksanakan upacara melaspas, bangunan candi gelung tetap ajeg dan lestari kedepannya,”terangnya.
Untuk diketahui Bangunan Candi Gelung Pura Sad Kahyangan Uluwatu mendapatkan restorasi karena mengalami keretakan di bagian tengah candi. Restorasi tersebut tidak dilakukan untuk seluruh bangunan, melainkan hanya yang mengalami keretakan. Sebelum diperbaiki, bertepatan dengan Rahina Purnama Kasa, Minggu (5/7) dilaksanakan upacara nuntun Ida Bhatara Melinggih ring Candi Gelung dipuput Jero Mangku.
Perbaikan terhadap Candi Gelung Pura Luhur Uluwatu tersebut dilakukan oleh pengemong yakni Desa Adat Pecatu dan pengempon dari Puri Agung Jero Kuta, dengan menggunakan tukang yang telah memiliki pengalaman. Sementara Pemkab Badung melakukan pendampingan bersinergi dengan Balai Penelitian Cagar Budaya Bali, dalam upaya penjaminan dari sisi nilai sejarah tetap dapat dipertahankan.(red/Humas).