KSP Ajak Pelaku Pariwisata Beradaptasi dengan Perubahan Akibat Pandemi

0
218
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Helson Siagian. Foto : Ist

JAKARTA, Fajarbadung.com – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Helson Siagian menekankan pentingnya pelaku pariwisata beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi selama pandemi COVID19. Terutama, kata dia, pada strategi pemasaran dan pemanfaatan teknologi.

Helson mengingatkan, bahwa saat ini negara-negara lain sudah mengarah pada smart tourism dan digital tourism. Untuk itu, Indonesia tidak boleh ketinggalan dan bahkan harus lebih baik dalam menggunakan teknologi untuk mewujudkan ekosistem kepariwisataan yang tangguh dan berkelanjutan.

“Harus ada inovasi digitalisasi dalam segala aspek rantai pasok pariwisata, termasuk mengoptimalkan anak muda untuk memperbanyak startup terkait pariwisata. Dengan begitu masyarakat akan menjadi lebih tangguh bersaing dengan negara lain,” ujarnya saat berbicara dalam Rakernas Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) atau Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia, di Jakarta, Jum’at (30/9).

See also  Curi Tv dan Mesin Kolam, Mantan Karyawan Villa Dobekuk

Helson menegaskan, pariwisata Indonesia pasca pandemi harus memiliki ketangguhan dengan fokus pada komunitas, masyarakat, dan UMKM. Pengembangan SDM pariwisata, lanjut dia, harus dioptimalkan dengan berbagai pelatihan, yang sesuai dengan trend pasar dan harus beyond business as usual.

Selain itu, jelas Helson, pariwisata Indonesia harus berkelanjutan, yakni menekankan pada implementasi Blue, Green, and Circular Economy (BGCE), terutama untuk tujuan-tujuan wisata berbasis bahari. Sehingga keberlanjutan biota di bawah laut tetap terjaga seiring dengan meningkatnya aktivitas pariwisata berbasis kelautan.

“Ini untuk memberikan peluang yang besar bagi pembangunan yang berdasarkan aspek lingkungan dan ekosistem,” terangnya.

Pada kesempatan itu, Helson berharap ASITA bisa menjadi mitra strategis pemerintah dalam meningkatkan Travel and Tourism Development Index (TTDI). Di mana, pada 2021 TTDI Indonesia sudah berada di tingkat 32.

See also  Petani Sawit Temui Moeldoko Keluhkan Anjloknya Harga TBS

“Selain mitra internasional sebagai sumber data sekunder untuk TTDI, sumber data primer juga didapatkan dari asosiasi-asosiasi lokal. Untuk itu, saya berharap ASITA dapat secara aktif menginformasikan kemajuan-kemajuan pariwisata Indonesia kepada para anggotanya agar citra Indonesia dalam penilaian TTDI 2023 dapat meningkat,” seru Helson.

Sebagai informasi, berdasar siaran pers Kementerian Komunikasi dan Informatika, pada Juli 2022 kedatangan wisatawan mancanegara mencapai lebih dari 470 rbu orang. Ini merupakan rekor tertinggi sejak pandemi COVID19.

Secara kumulatif, kunjungan wisatawan mancanegara semester I-2022 mencapai 1,2 juta orang. Angka tersebut terbilang baik dibanding dengan tahun 2021, di mana dalam setahun jumlah kedatangan wisatawan mancanegara hanya sebanyak 1,6 juta orang.**Chris

(Visited 4 times, 1 visits today)