JAKARTA, Fajarbadung.com – Tenaga Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Sunarman Sukamto menyatakan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 sarat akan nilai kesetaraan dan afirmasi. Menurut dia, hal ini dapat terlihat dari adanya pelibatan disabilitas dan orang asli Papua yang memeriahkan perayaan Kemerdekaan yang berlangsung di Istana Merdeka, pada Kamis (17/8).
“Artinya presiden ingin menyampaikan pada Indonesia di peradaban modern ini tidak boleh ada lagi diskriminasi dan stigma,” ujar Sunarman.
Usai upacara pengibaran, serangkaian hiburan disuguhkan di halaman Istana Merdeka dengan penampilan dari Putri Ariani, semi finalis America’s Got Talent, M.A.C yang merupakan binaan dari Papua Youth Creative Hub dan Shine of Black, grup musik hip hop dari Jayapura, Papua.
Selama ini, kata Sunarman, Pemerintah sebagai regulator sudah memberikan regulasi yang mendukung peningkatan talenta bagi disabilitas dan orang asli Papua, baik melalui Peraturan Perundangan serta Otonomi Khusus untuk daerah Papua.
Mengenai Dana Otsus, kata Sunarman cukup dominan digunakan untuk bidang infrastruktur, kesehatan dan pendidikan. Salah satunya baru-baru ini pemerintah membuat Creative Hub di Papua, dimana creative hub ini dikelola dan mengelola talenta-talenta muda yang ada di Papua. “Akses dan akomodasi yang layak itu penting untuk menciptakan Putri Ariani, M.A.C serta Shine on Black yg lain semua lembaga pendidikan harus menerima, memahami karakter, dan memberikan akomodasi yang layak,” ujar Sunarman.
Tidak kalah penting dengan regulasi, menurut Sunarman, dukungan keluarga dan komunitas menjadi bagian paling penting untuk realisasi kesetaraan dan afirmasi yang ingin dibangung oleh pemerintah. “Jangan hanya jadi ladang inspirasi, semua orang bisa hebat termasuk orang dengan disabilitas dan orang asli Papua, asal ada dukungan orang terdekat yaitu keluarga dan lembaga pendidikan,” kata Sunarman.
Pelibatan disabilitas dan orang asli Papua, ujar Sunarman, merupakan gaung dari pemerintah yang ingin menyampaikan bahwa dukungan keluarga dan masyarakat umum merupakan faktor utama dalam memberikan ruang berkreasi pada disabilitas dan orang asli Papua. “Bahwa disabilitas apapun punya hak dan kesempatan serta potensi yang sama untuk mencapai prestasi terbaiknya,” tambah Sunarman.
Menurut Sunarman, pemerintah serius berupaya mendorong penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan HAM oleh negara bagi warga negaranya tanpa terkecuali. “Sekali lagi ini proses panjang dibalik performa itu, dan yang kita highlight dalam proses panjang itu dukungan menjadi nilai utama dalam pemberian kesetaraan,” kata dia.
Terlebih dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, kata Sunarman pendidikan menjadi modal dasar. Akses dan akomodasi yang layak penting diwujudkan oleh lembaga terdekat masyarakat, yaitu keluarga dan komunitas tanpa melihat disabilitas serta etnis tertentu. “Kita ingin ciptakan lingkungan yang suportif dalam artian aksesibilitas lingkungan maupun attitude yaitu sikap mendukung, bukan menolak dan tidak peduli,” pungkas Sunarman.**