DENPASAR, Fajarbadung.com – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nazir meminta kepada seluruh rektor perguruan tinggi di Indonesia agar bisa menjamin tidak ada lagi diskriminasi mahasiswa asal Papua terutama dari sesama mahasiswa. Ia menegaskan, bila ada kampus yang masih melakukan praktek rasis walau itu dari sesama mahasiwa terhadap anak-anak Papua, maka rektor di kampus yang bersangkutan akan diberikan sanksi tegas hingga pemecatan.
“Saya sudah berkoordinasi dengan para rektor dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Rektor harus memberikan jaminan keamanan terhadap mahasiswa Papua. Semua mahasiswa asal asal Papua menjadi tanggungjawab penuh oleh rektor di perguruan tinggi masing-masing. Rektor harus bisa menjami hal ini. Bila tidak maka kami akan beri sanksi sampai dengan pemecatan sebagai rektor,” ujarnya di Sanur Bali, Senin (26/8).
Menurutnya, mahasiswa asal Papua juga anak-anak Indonesia. Mereka berhak kuliah dimana saja di seluruh Indonesia ini. Mereka berhak mendapatkan pendidikan dimana saja. Ia menyesalkan, kasus-kasus yang terjadi selama ini yang tersebar di seluruh nusantara terutama isu rasis yang menyudutkan mahasiswa asal Papua. “Tidak ada lagi diskriminasi terhadap mahasiswa asal Papua,” ujarnya. Bukan hanya jaminan terhadap anti diskriminasi, tetapi jaminan keamanan juga akan dilakukan oleh kampus tempat dimana mahasiswa Papua kuliah, selama masih berada di kampus atau mengikuti kegiatan perkuliahan. Ia juga membantah isu adanya pengembalian mahasiswa asal Papua ke Papua. Mereka kami lindungi. Kampus bertanggungjawab,” ujarnya.
Penjelasan Menristekdikti ini dilakukan saat ditanya tanggapannya terhadap pernyataan Gubernur Papua Lukas Enembe yang akan memulangkan mahasiswa asal Papua jika sudah merasa tidak nyaman. Kondisi ini dipicu oleh kasus yang terjadi di Surabaya dan Malang baru-baru ini. Kerusuhan akhirnya meluas ke beberapa titik di Nusantara dan berkembang menjadi isu SARA.( Axelle Dae/FB)