DENPASAR, Fajarbadung.com – Ratusan karyawan dan karyawati di Bandara Ngurah Rai Bali melakukan aksi mogok kerja sejak Senin pagi (20/8/2024). Pantauan media ini di lokasi, ratusan karyawan tersebut datang tepat waktu sebagaimana aktivitas harian selama bekerja di Bandara Ngurah Rai. Namun sampai di lokasi, mereka hanya duduk-duduk santai di beberapa titik dan masih di dalam areal bandara. Tidak ada aksi apa pun, tidak ada protes apa pun, atau demo dan sejenisnya. Mereka datang tepat waktu tetapi tidak ada satupun yang melakukan aktivitas sebagaimana tugas dan fungsi mereka masing-masing.
Korlap aksi AA Gede Dwi Satrya Putra menegaskan, aksi yang dilakukan oleh ratusan karyawan itu bukan demonstrasi.
“Kami sampaikan kalau aksi hari ini bukan aksi demontrasi. Tidak ada demo. Ini harus clear dulu sebab ini fasilitas publik. Kami hanya melakukan mogok kerja karena beberapa hal karyawan yang bekerja tidak bisa dipenuhi oleh pihak perusahaan. Jadi tidak ada demo tetapi mogok kerja,” ujarnya. Ratusan karyawan tersebut tidak ada aksi anarkis atau protes. Mereka duduk santai di beberapa sudut ruangan bandara tetapi masih dengan seragam lengkap. Mereka tidak ada yang bekerja. Sesekali mereka berkumpul rapih di sekitar terminal keberangkatan domestik.
Ketua Umum Serikat Pekerja Mandiri PT Angkasa Pura Support (SPM APS) Dodik Satryawan mengatakan, aksi mogok kerja tersebut terkait dengan risalah pertemuan antara PT.Angkasa Pura Support dengan Serikat Pekerja Mandiri PT. Angkasa Pura Support, Nomor: 01/RR/SPMAPS/VIII/2024, pada Jumat, (9/8/2024) lalu. Hasil risalah itu diketahui tidak memihak hak-hak karyawan di Bandara Ngurah Rai. “Dalam pertemuan yang digelar di lantai 3 Kantor PT Angkasa Pura Support Cabang Denpasar, tidak ditemukan keberpihakan terhadap karyawan. Makanya para karyawan merasa ketidakpastian yang bisa mengancam hak-haknya. Maka disepakatilah untuk melakukan aksi mogok kerja selama beberapa hari ke depan sampai dengan ada kesepakatan dengan karyawan,” ujarnya. Karyawan menuntut agar kata “Project” dihapus dalam surat perjanjian kerjasama karena bisa multi tafsir.
Tuntutan ini sudah didiskusikan dalam dua kali pertemuan dengan pihak manajemen. Dan semuanya tidak ada hasil. Disebut multi tafsir dengan kata “projects” dalam SK pengangkatan karyawan bisa dimengerti secara berbeda. Sebab, kalau karyawan sudah diangkat melalui SK resmi maka kata projects itu harus dihapus. Sebab bila tidak dihapus maka sesekali bisa diberhentikan secara mendadak sesuai proyek tersebut. Padahal SK pengangkatan karyawan itu menjadi terikat sampai pensiun. Kalau masih ada kata projects maka tahun 2026 misalnya, jika projek itu selesai maka selesailah masa kerja karyawan. “Tidak ada tuntutan yang berlebihan. Hanya meminta agar kata “projects” dihapus dalam SK pengangkatan karyawan,” ujarnya. Ia menjelaskan, walau melakukan aksi mogok, namun mogok hanya dilakukan sebagian karyawan. Karyawan yang on duty tetap bekerja seperti biasa. Tidak ada gangguan terhadap operasional bandara.
General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Handy Heryudhitiawan saat dikonfirmasi membenarkan adanya aksi mogok kerja ratusan karyawan tersebut. “Berkaitan dengan aksi mogok kerja yang dilakukan oleh Serikat Pekerja Mandiri PT Angkasa Pura Supports (PT APS) Cabang Denpasar pada Senin, 19 Agustus 2024, dapat kami sampaikan bahwa hal tersebut tidak berdampak kepada operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Operasional bandara tetap berjalan normal seperti biasa, serta tidak terdapat kendala dalam pelaksanaan pelayanan kepada para pengguna jasa bandara. Pemberitahuan terkait hal tersebut sebelumnya telah disampaikan kepada pihak terkait, termasuk kepada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Badung dan PT Angkasa Pura I selaku pengelola bandara sehingga dapat diantisipasi,” ujarnya.
Atas situasi tersebut, tentunya pihaknya terus melakukan koordinasi secara intensif dengan PT APS dan Kantor Pusat PT Angkasa Pura I demi memastikan operasional bandara senantiasa pada kondisi prima dan pelayanan kepada para pengguna jasa dapat berjalan dengan lancar serta sesuai dengan standar pelayanan. “Di lapangan kami juga mendapat dukungan penuh dari Polres Bandara, Lanud I Gusti Ngurah Rai, dan Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV. Kami juga turut mengingatkan bahwa bandara merupakan objek vital nasional yang melayani kepentingan publik, sehingga manajemen bandara akan selalu berupaya memberikan layanan optimal bagi para pengguna jasa. Kami berharap, dinamika hubungan industrial antara mitra kami dengan karyawannya saat ini, dapat segera menemukan solusi terbaik,” ujarnya.*Arnold